Alasan Kita Bersukacita
Di awal tahun ajaran baru, C. J. yang berusia empat belas tahun biasa turun dari bus sekolah setiap siang dan berjoget sembari menyusuri halaman rumahnya. Ibunya suka merekam dan membagikan video C. J. berjoget. C. J. berjoget karena ia menikmati hidup dan senang “membuat orang lain bahagia” lewat gerakan tubuhnya. C. J. juga menginspirasi orang lain untuk menari bersamanya. Suatu hari, dua petugas pemungut sampah sengaja meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka untuk ikut berjoget dan bergoyang. Mereka bertiga menunjukkan betapa sukacita yang murni itu ternyata menular.
Pencipta Bulan
Setelah para astronaut mendaratkan pesawat ulang alik Eagle di Laut Tranquility, Neil Amstrong berkata, “Satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia.” Ia orang pertama yang berjalan di permukaan bulan. Para penjelajah ruang angkasa lain pun menyusul, termasuk Gene Cernan, komandan misi Apollo terakhir. “Di situlah saya, dan di sanalah engkau, Bumi—begitu hidup dan tak terkatakan, dan saya merasa . . . tidak mungkin ini terjadi secara kebetulan,” kata Cernan, “Pasti ada kekuatan yang lebih besar daripada engkau, dan lebih besar daripada aku.” Bahkan dari sudut pandang mereka yang unik di ruang angkasa, mereka menyadari betapa kecilnya mereka bila dibandingkan dengan luasnya alam semesta.
Kasih Abadi
Bertahun-tahun lalu, putra saya yang masih berusia empat tahun menghadiahi saya sebuah pajangan berbentuk hati dari kayu yang dibingkai dan diletakkan di atas plat besi dengan tulisan selamanya tercantum di tengah-tengah. “Aku sayang Mama, selamanya,” katanya.
Mari Memuji!
Setiap kali alarm ponselnya berbunyi pada pukul 3.16 sore, Shelley berhenti dari kesibukannya dan mengambil waktu untuk memuji Allah. Ia mengucap syukur kepada Allah dan menyebutkan semua kebaikan-Nya. Meskipun ia terbiasa berkomunikasi dengan Allah sepanjang hari, Shelley senang meluangkan waktu khusus tersebut karena hal itu menolongnya menikmati hubungan yang akrab dengan Allah.
Allah Lebih Berharga
Karena di masa lalu pernah disakiti hatinya oleh beberapa orang Kristen, ibu saya sangat marah ketika tahu saya percaya kepada Tuhan Yesus. “Jadi sekarang kau akan menghakimi Mama? Tak usah, ya!” Ia menutup telepon dan menolak berbicara dengan saya selama satu tahun. Saya merasa sedih sekali, tetapi juga menyadari bahwa hubungan dengan Allah jauh lebih berharga daripada hubungan dengan orang-orang yang juga saya kasihi. Setiap kali ibu saya mengabaikan telepon saya, saya berdoa dan meminta Allah agar memampukan saya tetap mengasihinya dengan baik.
Waktunya Berdoa . . . Lagi
Saya memarkirkan mobil di halaman rumah kami sambil melambaikan tangan kepada tetangga saya, Myriam, dan anak perempuannya yang masih kecil, Elizabeth. Selama beberapa tahun terakhir, Elizabeth sudah terbiasa menikmati obrolan santai kami berubah dari sesuatu yang “sebentar saja” menjadi waktu doa bersama. Elizabeth memanjat pohon yang ditanam di tengah halaman depan rumahnya, duduk di dahan sambil mengayun-ayunkan kaki, bermain sendiri sementara ibunya dan saya bercakap-cakap. Tak lama kemudian, Elizabeth melompat turun dari dahan pohon dan berlari menghampiri kami. Sambil menarik tangan kami berdua, Elizabeth tersenyum dan berkata dengan jenaka, “Ayo, waktunya berdoa . . . lagi.” Sekalipun masih kecil, Elizabeth seakan mengerti arti penting doa dalam hubungan pertemanan kami.
Berdua Lebih Menguntungkan
Meskipun sudah kepayahan, para pelari pada ajang triatlon Ironman tahun 1997 di Hawaii itu terus berjuang menuju garis finis. Di antara mereka ada dua atlet wanita yang sudah terhuyung-huyung. Pada satu titik, Sian Welch pun menubruk Wendy Ingraham dan keduanya jatuh ke tanah. Karena sulit berdiri, mereka terjerembap, lalu jatuh lagi kira-kira dua puluh meter dari garis finis. Para penonton bertepuk tangan ketika melihat Ingraham mulai merangkak. Ketika Welch juga mulai bangkit, penonton bersorak lebih keras lagi. Ingraham mencapai garis finis di posisi keempat, dan langsung ambruk ke dalam pelukan para pendukungnya. Namun, kemudian ia berbalik dan mengulurkan tangannya kepada Welch. Welch pun menjatuhkan badannya ke depan, mengulurkan tangannya yang letih ke arah Ingraham, dan melewati garis finis. Setelah ia menyelesaikan perlombaannya di posisi kelima, para penonton bersorak-sorai meneriakkan dukungan mereka.
Ketika Hidup Terasa Berat
Karena lelah fisik, mental, dan emosional, saya memilih meringkuk di kursi malas. Kami sekeluarga telah mengikuti pimpinan Tuhan dan pindah dari California ke Wisconsin. Setibanya kami di sana, mobil kami rusak sehingga kami tidak punya kendaraan selama dua bulan. Sementara itu, mobilitas suami saya yang terbatas setelah menjalani operasi punggung dan sakit kronis yang saya derita ternyata menyulitkan kami membongkar kembali barang-barang pindahan. Kami pun menemukan masalah pada rumah kuno yang akan kami tempati, yang memakan biaya cukup tinggi. Anjing kami yang sudah tua juga memiliki masalah kesehatan. Meskipun anak anjing kami yang baru membawa kegembiraan yang sangat besar, tetapi membesarkan anak anjing yang sedang lincah-lincahnya tidaklah semudah yang kami bayangkan. Saya mulai mengeluh. Bagaimana saya bisa memiliki iman yang tak tergoyahkan, sementara jalan yang harus saya lewati begitu sulit, terjal, dan berliku?
Misteri Terbesar
Sebelum saya percaya kepada Tuhan Yesus, saya sudah pernah mendengar Injil diberitakan. Namun, saya merasa sulit memahami identitas-Nya. Bagaimana mungkin Yesus dapat mengampuni dosa-dosa saya sementara Alkitab mengatakan hanya Allah yang dapat mengampuni dosa? Ternyata saya tidak sendirian dalam pergumulan tersebut. Setelah membaca Knowing God, penulisnya J. I. Packer menyatakan bahwa bagi banyak orang yang belum percaya, “klaim iman Kristen yang paling mengguncangkan adalah bahwa Yesus orang Nazaret itu Allah yang menjadi manusia . . . Dia sungguh-sungguh dan sepenuhnya Allah, sekaligus sungguh-sungguh dan sepenuhnya manusia.” Namun, kebenaran itulah yang memungkinkan tercapainya karya keselamatan.