Tanpa Takut
Di dalam Alkitab, hampir setiap kali seorang malaikat muncul, kata-kata pertama yang diucapkannya adalah, “Jangan takut” (Dan. 10:12,19; Mat. 28:5; Why. 1:17). Itu tidak mengherankan, karena ketika kekuatan supernatural bersinggungan dengan planet Bumi, hal tersebut biasanya membuat manusia yang menyaksikannya tersungkur dengan wajah ke tanah dan merasakan ketakutan yang amat hebat. Namun Lukas menceritakan tentang Allah yang hadir di Bumi dalam rupa yang tidak menakutkan. Di dalam Yesus, yang lahir di kandang dan dibaringkan dalam palungan, Allah akhirnya menempuh pendekatan yang tidak membuat kita takut. Adakah yang lebih tidak menakutkan daripada seorang bayi yang baru lahir?
Bernaung dari Teriknya Matahari
Tinggal di Inggris membuat saya tidak terlalu khawatir akan terkena sengatan sinar matahari. Lagi pula matahari biasanya tertutup gumpalan awan tebal. Namun, saya baru saja menghabis-kan waktu di Spanyol dan segera menyadari bahwa dengan kulit pucat yang saya miliki, saya hanya dapat bertahan sepuluh menit di bawah sinar matahari dan setelah itu harus kembali bersembunyi di bawah payung.
Bible Conference Jakarta 2016
Elisa — Di Bawah Bayang-Bayang Sang Pendahulu
Seberapakah yang Anda ketahui tentang Nabi Elisa? Mungkin Anda hanya mengenalnya sebagai penerus Elia, abdi Allah yang lebih terkenal, sehingga tidak terlalu menghargai kehadirannya. Namun hidup dan pelayanan Elisa mengajarkan kepada kita arti berhikmat, berserah kepada Allah, dan melayani Dia dalam kuasa-Nya.
Kabar Kemenangan
Perang Dunia ke-2 telah berakhir. Perdamaian telah dinyatakan. Namun Letnan Hiroo Onoda dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang yang masih muda dan berdinas di sebuah pulau di Filipina tidak mengetahui kabar bahwa perang sudah berakhir. Berbagai upaya pun dilakukan untuk melacak keberadaannya. Selebaran dijatuhkan dari pesawat di lokasinya untuk memberitahukan bahwa perang telah usai. Namun Onoda, yang pada tahun 1945 menerima perintah terakhir untuk bertahan di sana dan berjuang, menganggap semua upaya dan selebaran tersebut sebagai tipu daya atau propaganda musuh. Ia menolak untuk menyerahkan diri sampai bulan Maret 1974—hampir 30 tahun setelah perang berakhir—ketika bekas atasannya pergi dari Jepang ke Filipina untuk menarik kembali perintahnya, dan secara resmi membebaskan Onoda dari tugasnya. Onoda pun akhirnya percaya bahwa perang telah berakhir.
Karena Aku Mengasihi-Nya
Sehari sebelum suami saya pulang dari perjalanan bisnisnya, putra saya berkata, “Ma! Aku mau Papa cepat pulang.” Saya menanyakan alasannya dan mengira ia akan mengatakan sesuatu tentang hadiah yang biasanya dibawa pulang ayahnya atau karena ia kangen bermain bola dengannya. Namun dengan sikap serius, ia menjawab, “Aku mau Papa pulang karena aku sayang Papa!”