Injil yang Viral
Proyek Viral Texts yang dilakukan oleh Northeastern University di Boston mempelajari bagaimana suatu berita cetak pada abad ke-19 tersebar melalui surat kabar—jaringan media sosial pada zaman itu. Pada era revolusi industri itu, sebuah artikel dianggap “viral” (tersebar dengan cepat dan luas) apabila dicetak ulang hingga 50 kali atau lebih. Dalam artikelnya di majalah Smithsonian, Britt Peterson mencatat bahwa sebuah artikel berita dari abad ke-19 tentang para pengikut Yesus yang dihukum mati karena iman mereka pernah dicetak ulang setidaknya 110 kali.
Pohon di Tepi Sungai
Ada sebatang pohon yang membuat iri. Karena tumbuh di tepi sungai, pohon itu tidak perlu khawatir dengan ramalan cuaca, suhu panas yang menyengat, atau masa depan yang tak menentu. Dipelihara dan disegarkan oleh aliran air sungai, pohon itu menikmati hari-harinya dengan ranting-ranting yang mengarah ke sinar matahari, akar-akar yang mencengkeram bumi, dauh-daun yang memurnikan udara, dan menyediakan tempat berteduh bagi semua yang memerlukan perlindungan dari teriknya sinar matahari.
Lebih Baik dari Piñata
Pesta ala Meksiko tidaklah lengkap tanpa piñata—sebuah wadah dari bahan karton atau tanah liat yang diisi permen atau mainan kecil. Anak-anak kemudian memukul piñata itu dengan tongkat sampai pecah agar dapat menikmati isinya.
Mercusuar
Sebuah pusat pelayanan di Rwanda bernama “Lighthouse” (Mercusuar) hadir menjadi lambang dari pemulihan. Bangunan itu berdiri di atas wilayah yang sama dengan lokasi rumah megah milik presiden yang berkuasa di Rwanda pada saat terjadinya genosida tahun 1994. Namun bangunan baru yang didirikan oleh orang-orang Kristen itu kini menjadi tempat terang dan pengharapan bersinar. Di sana terdapat sebuah sekolah Alkitab yang bertujuan untuk menghasilkan para pemimpin Kristen yang baru. Di dalamnya juga terdapat hotel, rumah makan, dan beragam pelayanan lain untuk masyarakat. Habis gelap terbitlah terang. Mereka yang membangun pelayanan tersebut berharap kepada Yesus sebagai sumber pengharapan dan penebusan sejati.
Melihat Jauh ke Depan
Saya suka menatap langit biru yang bersih dari awan. Langit adalah salah satu mahakarya indah Pencipta kita, yang diberikan-Nya untuk kita nikmati. Para penerbang tentu sangat menyukai pemandangan langit seperti itu. Ada sejumlah istilah penerbangan yang mereka pakai dalam menggambarkan keadaan langit yang sempurna untuk terbang. Namun istilah favorit saya adalah, “Anda bisa melihat jauh ke depan.”