Tangan Terbuka
Pada hari saya dan Dan, suami saya, mulai merawat kedua orangtua kami yang sudah lanjut usia, kami sama-sama merasa seolah sedang terjun bebas ke dalam jurang. Kami tidak menyangka bahwa hal tersulit yang akan kami hadapi dalam proses merawat lansia adalah ketika membuka hati kami agar diselidiki dan dibentuk oleh Allah. Bukan itu saja, kami juga harus memberikan tempat bagi Allah untuk memakai masa-masa yang khusus itu untuk menjadikan kami semakin serupa dengan-Nya dengan cara-cara yang baru.
Wawancara yang Mengejutkan
Suatu pagi, dalam kereta komuter yang padat di London, seorang penumpang mendorong dan memaki penumpang lain yang dianggap menghalangi jalannya. Biasanya peristiwa seperti itu hanyalah momen sepele yang berlalu begitu saja. Namun, ternyata ada hal tak terduga yang terjadi setelah itu. Seorang manajer dari sebuah perusahaan mengirim pesan kilat kepada teman-teman di sosial medianya, “Coba tebak, siapa yang baru saja datang untuk mengikuti wawancara kerja.” Pada saat tulisannya itu tersebar melalui dunia maya, orang-orang yang membacanya pun tersenyum kecut. Bayangkan jika Anda diundang untuk wawancara kerja, lalu menemukan ternyata yang mewawancarai Anda adalah orang yang tadi pagi telah Anda dorong dan maki.
Itu Bukan Aku
Dalam masa liburan baru-baru ini, saya memutuskan untuk menumbuhkan janggut. Banyak respons dan pujian datang dari teman-teman dan rekan kerja saya. Namun suatu hari, saya memperhatikan janggut saya dan berpikir, “Itu bukan aku.” Maka saya pun memutuskan untuk mencukurnya.
Mayday!
Sinyal tanda bahaya internasional “Mayday” selalu diulang tiga kali berturut-turut—“Mayday–Mayday–Mayday”—sehingga mereka yang mendengarnya memahami dengan jelas bahwa sedang terjadi situasi yang benar-benar membahayakan nyawa. Kata itu diciptakan pada tahun 1923 oleh Frederick Stanley Mockford, seorang petugas radio senior di Bandara Croydon di London. Bandara yang sekarang sudah tutup itu pernah menjadi tujuan penerbangan dari dan ke Bandara Le Bourget di Paris. Menurut catatan Museum Maritim Nasional, Mockford menciptakan kata “Mayday” dari kata dalam bahasa Prancis m’aidez, yang berarti “tolong aku”.
Hidup dalam Pengharapan
Steven adalah seorang pengungsi muda asal Afrika yang tidak memiliki kewarganegaraan. Menurutnya, ia mungkin lahir di Mozambik atau Zimbabwe. Ia tidak pernah mengenal ayahnya dan telah kehilangan ibunya. Sang ibu melarikan diri saat terjadi perang saudara dan pergi dari satu negara ke negara lain bekerja sebagai pengasong di jalanan. Tanpa kartu identitas dan tidak dapat membuktikan tempat kelahirannya, Steven pun pergi ke sebuah kantor polisi di Inggris dan meminta supaya dirinya ditahan. Bagi Steven, penjara tampak lebih baik daripada bertahan hidup di jalanan tanpa memiliki hak dan manfaat sebagai seorang warga negara.