Langkah yang Radikal
Beberapa tahun lalu, sahabat saya sempat kehilangan putra kecilnya saat berjalan menerobos kerumunan orang di salah satu stasiun kereta di pusat kota Chicago. Sungguh pengalaman yang menakutkan. Dengan kalang kabut, ia meneriakkan nama anaknya dan berlari balik ke eskalator untuk menelusuri langkahnya kembali dengan harapan akan menemukan putranya. Berpisah selama beberapa menit terasa seperti berjam-jam, dan syukurlah, putranya tiba-tiba menyeruak dari kerumunan dan berlari menuju dekapannya.
Pengharapan Kekal
Seminggu sebelum Natal, dua bulan setelah ibu saya wafat, urusan belanja dan dekorasi Natal sama sekali tidak menjadi prioritas saya. Saya menolak upaya suami yang ingin menghibur saya di saat saya masih berduka karena kehilangan seorang ibu yang sangat beriman. Saya jengkel saat anak kami, Xavier, membentangkan dan memasang untaian lampu Natal ke dinding rumah. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, ia menyalakan lampu Natal tersebut sebelum ia dan ayahnya berangkat kerja.
Lemah Lembut
Masalah-masalah yang kita alami dalam hidup ini terkadang membuat kita mudah tersinggung dan lepas kendali. Namun, kita tidak patut membenarkan perilaku buruk tersebut karena akan menghancurkan hati orang-orang yang kita kasihi dan menyebabkan kesengsaraan kepada mereka yang ada di sekeliling kita. Kita gagal menjadi berkat bagi orang lain ketika perilaku kita tidak menyenangkan bagi mereka.
Allah Lebih Besar dari Apa Pun
Ketika kami berkendara di kawasan bagian utara Michigan, Marlene, istri saya, berseru, “Dunia ini besar sekali. Benar-benar tak terbayangkan!” Ia mengucapkan komentar itu saat kami melintasi sebuah papan yang menandai garis lintang 45 derajat—titik tengah antara garis khatulistiwa dan Kutub Utara. Kami pun berbicara tentang betapa kecilnya manusia dan betapa besarnya dunia ini. Namun dibandingkan dengan ukuran alam semesta, planet kecil yang kita diami ini hanyalah setitik debu.
Lebih dari Sekadar Pahlawan
Sementara penggemar Star Wars di seluruh dunia dengan semangat menantikan peluncuran Episode 8, “The Last Jedi”, para pengamat terus menganalisis kesuksesan luar biasa dari film-film serial Star Wars yang pertama kali ditayangkan tahun 1977. Frank Pallotta, reporter media dari CNNMoney, mengatakan bahwa Star Wars disukai oleh banyak orang yang merindukan “suatu harapan baru dan kekuatan kebaikan di masa ketika dunia membutuhkan sosok pahlawan”.