Month: Juni 2018

Dimerdekakan

Saat saya masih kecil dan tinggal di desa, ada satu hal tentang ayam yang menarik perhatian saya. Setiap kali berhasil menangkap seekor anak ayam, saya akan menggenggamnya sebentar, lalu dengan lembut melepaskannya. Namun, anak ayam itu tetap diam karena dikiranya masih berada dalam genggaman saya; meski bisa bebas berlari, anak ayam itu merasa terperangkap.

Berdoa

Selama bertahun-tahun, saya menyukai tulisan-tulisan karya penulis Inggris, G. K. Chesterton. Selera humor dan wawasannya sering membuat saya tertawa dan kemudian terdiam sejenak untuk merenungkannya lebih serius. Sebagai contoh, ia menulis, “Anda berdoa sebelum makan. Itu baik. Namun, saya berdoa sebelum drama dan opera dimulai, berdoa sebelum konser dan pantomim berlangsung, dan berdoa sebelum membaca buku, menggambar, melukis, berenang, bermain anggar, bertinju, berjalan-jalan, bermain, berdansa; dan berdoa sebelum saya mencelupkan pena ke dalam tinta untuk menulis.”

Penghiburan dari Sahabat

Saya pernah membaca kisah tentang seorang ibu yang kaget saat melihat putrinya pulang sekolah dengan berlepotan lumpur dari pinggang sampai kaki. Putrinya menjelaskan bahwa seorang temannya terpeleset dan jatuh ke dalam kubangan lumpur. Selagi teman yang lain mencari bantuan, ia merasa kasihan kepada temannya yang sedang duduk sendirian sambil memegangi kakinya yang terluka itu. Jadi, ia pun ikut duduk dalam kubangan lumpur itu dan menemani temannya sampai ada guru yang datang.

Milik Tuhan

Malam sebelumnya saya pulang larut, seperti yang biasa saya lakukan setiap Sabtu malam. Saat itu, di usia 20 tahun, saya sedang melarikan diri dari Allah sejauh mungkin. Namun tiba-tiba saja, hari itu saya merasakan dorongan yang kuat untuk menghadiri kebaktian di gereja yang digembalakan ayah saya. Dengan mengenakan celana jeans yang pudar warnanya, kaos usang, dan sepatu kets dengan tali terurai, saya berkendara ke gereja.

Persekutuan dengan Yesus

Saya tidak akan pernah melupakan pengalaman istimewa untuk duduk di sebelah penginjil besar Billy Graham pada sebuah acara makan malam. Saya merasa terhormat sekaligus agak gugup memikirkan apa yang sepantasnya saya katakan kepadanya. Saya pikir menarik juga jika saya membuka percakapan dengan menanyai beliau tentang apa yang paling memberinya sukacita dalam pelayanannya selama bertahun-tahun. Kemudian saya mencoba untuk mengusulkan beberapa kemungkinan jawaban: Apakah waktu Anda mengenal banyak pemimpin negara di dunia? Atau waktu memberitakan Injil kepada jutaan orang di seluruh dunia?