Tergesa-gesa Menghakimi
Saya sering tergesa-gesa menghakimi orang-orang yang berjalan kaki sambil menatap ponsel mereka. Saya pikir, bagaimana mungkin mereka begitu masa bodoh dengan mobil yang lalu-lalang dan bisa saja menabrak mereka? Tidakkah mereka peduli dengan keselamatan mereka sendiri? Namun suatu hari, saat menyeberangi jalan menuju suatu gang, saya begitu terpaku pada sebuah pesan di ponsel sampai-sampai saya tidak menyadari mobil yang datang dari sisi kiri saya. Syukurlah, pengemudi mobil itu melihat saya dan berhenti saat itu juga. Namun, saya merasa malu. Tadinya saya pikir saya ini lebih baik daripada orang lain, tetapi kini semua penghakiman yang saya lontarkan kepada mereka berbalik kepada saya. Saya telah menghakimi orang lain karena satu hal, tetapi ternyata saya sendiri melakukan perbuatan yang sama.
Berkat di Tengah Kekacauan
Kadang saya berpikir, ketika saya membuat kacau, saya sendiri yang harus membereskannya. Walaupun saya percaya bahwa Allah penuh kasih sayang, saya cenderung bersikap seolah-olah Dia hanya mau menolong pada saat keadaan saya baik-baik saja.
Wasit Seperti Apakah Tuhan itu?
Katakanlah kita beranggapan Tuhan itu ada dan Dia berperan sebagai wasit dalam pertandingan hidup ini, maka wasit seperti apakah Dia?…
Tempat Perlindungan yang Teguh
Pekerjaan pertama saya adalah menjadi pegawai sebuah restoran cepat saji. Pada suatu Sabtu malam, seorang pria datang ke restoran dan bertanya kapan saya selesai bekerja. Itu membuat saya merasa tidak nyaman. Ketika hari semakin larut, ia kembali memesan kentang goreng, lalu memesan minuman, sehingga manajer saya tidak bisa mengusirnya. Walaupun rumah saya tidak terlalu jauh, saya takut berjalan pulang sendirian melewati beberapa tempat parkir yang gelap dan jalan setapak yang melintasi sebuah lapangan. Akhirnya, pada tengah malam, saya masuk ke ruang kantor untuk menelepon.
Tim yang Kalah
Sepakbola menjadi sesuatu yang menyakitkan kalau Anda berada pada tim yang kalah. Kehidupan juga terasa menyakitkan ketika kita kalah. Kita…