Sudut Pandang yang Sempurna
Ketika berada di London, seorang teman mengatur agar saya dan Marlene, istri saya, mengunjungi Sky Garden. Letaknya di lantai teratas dari sebuah gedung setinggi 35 tingkat di kawasan bisnis London. Sky Garden adalah sebuah ruangan besar berdinding kaca yang dipenuhi beragam tanaman, pepohonan, dan bunga. Namun, bagian sky (langit) sempat menarik perhatian kami. Kami menatap ke bawah dari ketinggian lebih dari 150 m, mengagumi Katedral St. Paul, Menara London, dan masih banyak lagi. Pemandangan ibu kota yang kami lihat itu sungguh membuat kami tak bisa berkata-kata sekaligus memberi kami pelajaran bermanfaat tentang sudut pandang.
Yesus Mengulurkan Tangan-Nya
Terkadang hidup menjadi begitu sibuk—pelajaran yang sulit, pekerjaan yang melelahkan, kamar mandi yang perlu dibersihkan, dan janji pertemuan yang telah dijadwalkan hari ini. Saya pun tiba pada titik di mana saya harus memaksakan diri untuk membaca Alkitab selama beberapa menit dalam sehari sambil berjanji pada diri sendiri untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama Tuhan minggu depan. Namun, tidak butuh waktu lama bagi saya untuk teralihkan perhatiannya, kembali tenggelam dalam tugas-tugas pada hari itu, dan lupa meminta pertolongan Allah dalam bentuk apa pun.
Yuk, isi kemerdekaan dengan...
Bulan ini, kita merayakan ulang tahun ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia. Yuk, isi kemerdekaan dengan...
Hati yang Lapar
Saat berkendara bersama suami, saya melihat-lihat e-mail di ponsel saya dan dikejutkan oleh munculnya iklan sebuah toko donat di kota saya. Toko itu baru saja kami lewati! Tiba-tiba saja perut saya keroncongan karena lapar. Alangkah hebatnya cara teknologi memungkinkan para penjual merayu kita untuk mencoba produk atau jasa mereka.
Tuhan Berbicara
Dalam kitab Ayub, kita dapat menemukan hampir setiap pendapat yang mencoba untuk menjelaskan alasan adanya penderitaan di dunia ini. Namun, perdebatan itu tidak akan pernah dapat menghibur Ayub. Permasalahan Ayub bukan cuma soal keraguan, tetapi terutama soal hubungan, yakni: Bisakah ia mempercayai Allah? Ayub menginginkan satu hal lebih daripada yang lain: kemunculan satu Pribadi yang bisa menjelaskan tentang pengalamannya yang mengenaskan. Ia ingin bertemu dan bertatap muka dengan Allah sendiri.