Month: November 2018

Pengaruh Sentuhan

Dokter Paul Brand, perintis misionaris medis abad ke-20 di India, telah melihat langsung stigma yang dikaitkan dengan kusta. Saat bertemu dengan seorang pasien, Dr. Brand menyentuhnya untuk meyakinkan pasien itu bahwa ia bisa sembuh. Air mata pun membasahi wajah pria itu. Asisten Dr. Brand menjelaskan kepadanya, “Anda menyentuhnya dan sudah bertahun-tahun tak seorang pun pernah melakukannya. Air mata itu tanda sukacitanya.”

Mensyukuri Diri Allah

Dari ribuan pesan yang tercetak dalam kartu ucapan, salah satu pernyataan yang mungkin paling menyentuh adalah kalimat sederhana ini: “Terima kasih untuk dirimu.” Jika Anda menerima kartu dengan ucapan itu, Anda tahu bahwa orang tersebut mempedulikan Anda bukan karena Anda telah melakukan sesuatu yang luar biasa baginya, tetapi karena Anda hadir sebagai diri Anda sendiri.

Nyanyikanlah Nyanyian Baru

Musik sanggup membawa pemulihan, penghiburan, dan kelegaan. Musik juga dapat merasuk hingga ke dalam jiwa kita dan menjadi ungkapan perasaan kita yang terdalam, dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh kata-kata biasa. Martin Luther, tokoh reformasi gereja, menyebut musik sebagai “karunia dan anugerah Allah”. Meskipun tidak setiap orang bisa menyanyi dengan baik, kita semua dapat diberkati Allah melalui musik.

Gangguan Berbahaya

Seniman Sigismund Goetze mengejutkan masyarakat Inggris pada zaman kekuasaan Ratu Victoria dengan lukisannya “Despised and Rejected of Men” (Dihina dan Dihindari Orang). Di lukisan itu, ia menggambarkan Yesus yang dihukum dan menderita sambil dikelilingi oleh orang dari generasi Goetze sendiri. Orang-orang itu tampak sibuk dengan urusan pribadi mereka—bisnis, percintaan, politik—hingga mereka sama sekali tak menyadari pengorbanan Sang Juruselamat. Kerumunan orang yang tak acuh terhadap Kristus itu, sama seperti kerumunan orang di bawah salib Yesus, tak memahami apa—atau siapa—yang telah mereka abaikan.

Mari Saling Mendorong

The Steven Thompson Memorial Centipede adalah lomba lari lintas alam yang unik. Tiap tim yang beranggotakan tujuh orang harus berlari sebagai satu rangkaian dengan memegang seutas tali sampai jarak 3,2 km dari total jarak 4,8 km. Saat mencapai titik 3,2 km, tali itu mereka lepaskan dan tiap pelari menyelesaikan perlombaannya masing-masing. Oleh karena itu, waktu tempuh setiap pelari merupakan kombinasi dari kecepatan bersama sebagai tim dan kecepatannya sendiri.