Strategi Terbaik untuk Hidup Ini
Saat menyaksikan pertandingan basket regu anak perempuan saya dari bangku penonton, saya mendengar pelatih meneriakkan kata “dobel” kepada regunya yang sedang bermain di lapangan. Saat itu juga, strategi pertahanan mereka bergeser dari satu-lawan-satu menjadi dua pemain bertugas menjaga anggota tim lawan dengan postur tubuh yang paling tinggi. Mereka sukses menghalang-halangi usaha pemain itu untuk menembak dan mencetak skor, hingga berhasil merebut bola dan mencetak angka bagi tim mereka sendiri.
Mangkuk Air Mata
Di Boston, Massachusetts, terdapat sebuah plakat bertuliskan “Menyeberangi Mangkuk Air Mata” yang dipasang untuk mengenang orang-orang yang dengan berani menyeberangi Samudra Atlantik agar tidak mati kelaparan di tengah bencana kelaparan hebat yang melanda Irlandia di akhir tahun 1840-an. Lebih dari sejuta orang meninggal dalam bencana kelaparan itu, sementara satu juta lebih lainnya memutuskan meninggalkan kampung halaman untuk menyeberangi lautan, yang secara puitis oleh John Boyle O’Reilly disebut sebagai “Mangkuk Air Mata.” Terdorong oleh kepedihan dan kelaparan hebat, orang-orang itu pergi mencari setitik pengharapan di tengah masa-masa sulit.
Seorang Pembimbing
Saat mendengar kata “mentor”, siapa yang terlintas dalam benak Anda? Bagi saya, itulah Pendeta Rich. Ia melihat potensi yang saya miliki dan menguatkan saya ketika saya merasa diri tidak mampu. Beliau memberi teladan kepemimpinan lewat pelayanan yang penuh kasih dan kerendahan hati. Saya pun kini melayani Tuhan dengan membimbing orang lain.
Datang dan Terimalah
Saya mengintip melalui pagar tanaman anggur yang mengelilingi halaman belakang rumah kami. Dari sana saya bisa melihat orang-orang yang sedang berlari, jogging, berjalan kaki, dan berjalan cepat mengitari jalur yang mengelilingi taman di belakang rumah kami. Saya pernah melakukan itu semua ketika saya masih kuat, pikir saya. Seketika itu juga gelombang ketidakpuasan melanda saya.