Dibebaskan dari Kurungan
Saat sedang berjalan-jalan santai, penulis Martin Laird sering bertemu dengan seorang pria yang membawa empat ekor anjing Kerry Blue Terrier. Tiga anjingnya berlari-lari liar di padang terbuka, tetapi yang seekor lagi tidak pernah jauh-jauh dari pemiliknya dan hanya berputar-putar saja. Ketika Laird bertanya tentang perilaku janggal tersebut, pemiliknya menjelaskan bahwa anjing yang satu itu adalah anjing yang diadopsi dari penampungan, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya terkurung dalam kandang. Setelah bebas, anjing Terrier itu tetap berjalan berputar-putar, seolah-olah masih berada dalam kandang yang tertutup.
Keajaiban Salju Putih
Pada abad ke-17, Sir Isaac Newton menggunakan sebuah prisma untuk mempelajari bagaimana cahaya membantu kita melihat bermacam-macam warna. Ia menemukan bahwa ketika cahaya melewati suatu objek, objek itu terlihat seperti memiliki warna tertentu. Sebutir kristal es terlihat tembus cahaya, dan salju terbentuk dari banyak kristal es yang melebur menjadi satu. Ketika cahaya melewati kristal-kristal yang menyatu itu, salju pun terlihat berwarna putih.
Tetangga Dekat
Seperti juga banyak tempat lain, lingkungan kediaman kami menggunakan situs web untuk membantu warga terhubung langsung dengan satu sama lain. Warga lingkungan kami saling memperingatkan manakala ada penampakan singa gunung yang berkeliaran, membagikan perintah evakuasi karena kebakaran hutan, atau menawarkan bantuan menjaga anak bila dibutuhkan. Situs web tersebut bahkan terbukti berguna untuk mencari hewan peliharaan yang hilang. Warga yang tinggal berdekatan satu sama lain dapat memanfaatkan kecanggihan internet untuk kembali terhubung dengan cara-cara yang sering kali terlalaikan di tengah arus dunia yang begitu cepat dewasa ini.
Ikut Merasakan
Di tahun 1994, hanya dalam kurun waktu dua bulan, sebanyak satu juta orang Tutsi dibantai di Rwanda oleh suku Hutu yang begitu bernafsu menghabisi saudara-saudara sebangsanya itu. Usai terjadinya genosida yang mengerikan ini, Uskup Geoffrey Rwubusisi meminta istrinya Mary untuk melayani para wanita yang telah kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Jawab Mary, “Aku hanya ingin menangis.” Mary sendiri juga kehilangan banyak anggota keluarganya. Layaknya pemimpin yang bijaksana dan suami yang peduli, sang uskup menanggapi dengan berkata: “Mary, kumpulkan wanita-wanita itu dan menangislah bersama mereka.” Ia tahu kepedihan yang dialami istrinya telah menyiapkannya untuk mampu merasakan kepedihan yang dialami orang lain.
Kita Ini Debu
Seorang ayah muda terlihat mulai kehilangan kesabarannya. “Es krim! Es krim!” jerit anak balitanya. Kegaduhan di tengah mal yang ramai itu mulai menarik perhatian pengunjung lain di sekitarnya. “Ya nanti, kita cari keperluan Mama dulu ya, oke?” bujuk sang ayah. “Tidaaaak! Es krim!” Kemudian seseorang menghampiri mereka: wanita bertubuh mungil, berpakaian bagus dengan sepatu yang serasi dengan tas tangannya. “Ia sedang meluapkan emosi,” si ayah menjelaskan. Wanita itu tersenyum dan menjawab, “Sebenarnya, emosilah yang menguasai anak Anda. Jangan lupa, ia masih kecil. Yang ia butuhkan adalah Anda tetap sabar dan berada di dekatnya.” Situasi tersebut tidak serta-merta berhasil diatasi, tetapi kehadiran wanita itu menjadi semacam jeda yang dibutuhkan oleh si ayah dan anaknya saat itu.