Month: Maret 2020

Dia Tahu Semuanya

Kami memelihara Finn, seekor ikan cupang hias, di rumah kami selama dua tahun. Anak perempuan saya kerap membungkukkan badan di atas akuarium dan mengajaknya ngobrol setelah memberinya makan. Ketika ada topik tentang hewan peliharaan di taman kanak-kanaknya, ia dengan bangga bercerita tentang Finn. Pada suatu hari, Finn mati, dan putri saya sedih sekali.

Dihancurkan untuk Dipakai Allah

Saya bertemu dengan seorang pria setiap Kamis setelah istrinya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Kadang ia datang membawa pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab; kadang dengan kenangan-kenangan yang ingin dihidupkannya kembali. Seiring waktu, ia bisa menerima bahwa meskipun kecelakaan itu adalah akibat dari kehancuran dalam dunia ini, Allah sanggup bekerja di tengah keadaan tersebut. Beberapa tahun kemudian, ia pun mengajar kelas pembinaan di gereja kami tentang kedukaan dan cara menjalani dukacita dengan baik. Tak lama kemudian, ia menjadi sosok yang selalu dicari untuk membimbing orang-orang yang sedang kehilangan orang yang mereka kasihi. Adakalanya ketika kita merasa tidak mempunyai apa pun yang bisa kita bagikan kepada orang lain, Allah mengambil perasaan “tidak cukup” itu dan mengubahnya menjadi “lebih dari cukup.”

Ketika Anak Bertanya tentang COVID-19, Apa Jawab Anda?

Apa kata Alkitab, dan hikmat Alkitab apa yang bisa kita bagikan kepada anak-anak supaya pandangan mereka terarah kepada Yesus di masa-masa sulit sekarang ini?

Ketika Anak Bertanya tentang COVID-19, Apa Jawab Anda?

Klik di sini

Apa kata Alkitab, dan hikmat Alkitab apa yang bisa kita bagikan kepada anak-anak supaya pandangan mereka terarah kepada Yesus di masa-masa sulit sekarang ini?

Dalam Penjagaan Allah

Cucu kecil kami melambaikan tangan dan mengucapkan sampai jumpa, tetapi kemudian berbalik dengan sebuah pertanyaan: “Mengapa Nenek masih berdiri di depan pintu dan melihat terus sampai kami pergi?” Saya tersenyum, karena itu pertanyaan yang “lucu” dari anak sekecil dirinya. Namun, melihat bahwa ia benar-benar bingung, saya mencoba memberikan jawaban yang baik. “Itu yang disebut sopan santun,” kata saya. “Mengantarkanmu sampai depan pintu dan melihat sampai kamu pergi menunjukkan Nenek peduli kepadamu.” Cucu saya mencerna jawaban itu, tetapi wajahnya masih tampak bingung. Jadi, saya mencoba menyampaikannya dengan lebih sederhana. “Nenek memperhatikanmu,” kata saya, “karena Nenek sayang kepadamu. Saat melihat mobilmu pergi, Nenek tahu kamu berangkat pulang dengan aman.” Cucu saya tersenyum dan memeluk saya dengan hangat. Akhirnya, ia mengerti.