Momen-Momen Berharga
Su Dongpo (juga dikenal dengan nama Su Shi) adalah salah seorang penyair dan pengarang esai terbesar di Tiongkok. Saat sedang berada di pengasingan dan menatap bulan purnama, ia menulis puisi untuk menggambarkan kerinduannya kepada saudara laki-lakinya. “Kami bersuka dan bersedih, berkumpul dan berpisah, sementara bulan membesar dan mengecil. Sejak masa silam, tidak ada yang tinggal sempurna,” tulisnya. “Kiranya orang-orang yang kita cintai panjang umur, dan bersama menyaksikan pemandangan indah ini meski terpisah jarak ribuan mil.”
Hikmah dari Rasa Malu
Pengalaman saya yang paling memalukan terjadi ketika saya menyampaikan kata sambutan di hadapan para dosen, mahasiswa, dan sahabat dari suatu seminari pada perayaan hari jadinya yang kelima puluh. Saya maju ke mimbar sambil memegang naskah pidato dan memandang para hadirin, tetapi mata saya tertuju kepada para guru besar terhormat yang duduk di deretan depan dengan mengenakan toga dan terlihat sangat serius. Tiba-tiba saja saya merasa gugup. Mulut saya mendadak kering dan tak terhubung lagi dengan otak. Saya mengucapkan beberapa kalimat pertama dengan tergagap-gagap dan kemudian saya mulai berimprovisasi. Karena tidak tahu pidato saya sudah sampai di mana, dengan panik saya mulai membolak-balik catatan sambil berbicara sekenanya dan membuat bingung semua orang. Entah bagaimana akhirnya saya berhasil menyelesaikan pidato, kembali ke tempat duduk, lalu tertunduk memandangi lantai dengan perasaan malu yang luar biasa. Rasanya saya ingin mati saja saat itu.
Kado bagi Negeri
Vaksin Covid-19 masih dalam proses uji klinis. Seluruh rakyat Indonesia menantikan dengan penuh harap. Tak terkecuali, kita sebagai umat Tuhan pun turut berharap pandemi ini akan segera berakhir dengan ditemukannya vaksin itu.
Bagaimana Misi di Era Pasca Covid-19?
Dunia sedang diguncang oleh pandemi COVID-19. Kita melihat tayangan berisi kekosongan di mana-mana, seakan-akan akhir zaman telah tiba.
Lihat ke Atas!
Ketika pembuat film Wylie Overstreet menunjukkan kepada orang-orang tayangan bulan secara langsung melalui teleskop dengan pembesaran yang tajam, mereka berbisik-bisik penuh kekaguman karena sangat takjub dapat melihat bulan dari dekat. Overstreet berkata bahwa pemandangan yang begitu menakjubkan itu “membuat hati kami diliputi kekaguman saat menyadari bahwa ada sesuatu yang jauh lebih besar daripada diri kami.”