Tangan yang Terbuka dan Murah Hati
Ketika mobil lama Vicki mogok dan tidak bisa diperbaiki lagi, ia mulai mengumpulkan uang untuk membeli mobil baru. Suatu hari, Chris, seorang pelanggan di restoran tempat Vicki bekerja, mendengar kebutuhannya itu. “Saya terus memikirkannya,” kata Chris. “dan saya [harus] melakukan sesuatu.” Akhirnya ia membeli mobil bekas milik anak lelakinya (yang baru saja mengiklankan mobilnya untuk dijual), memolesnya supaya terlihat lebih indah, lalu memberikan kuncinya kepada Vicki. Vicki sangat terkejut. “Orang mana . . . yang berbuat begitu?” katanya dengan perasaan takjub dan bersyukur.
Alat Pendamaian
Ketika Perang Dunia I pecah pada tahun 1914, negarawan Inggris Sir Edward Grey menyatakan, “Lampu-lampu mati di seluruh Eropa; kita tidak akan melihatnya menyala lagi dalam masa hidup kita.” Grey benar. Ketika “perang untuk mengakhiri semua perang” itu akhirnya usai, sekitar 20 juta orang telah tewas (10 juta di antaranya warga sipil) dan 21 juta lainnya terluka.
Menyelesaikan Konflik
Dalam penghormatan terakhirnya pada penguburan Hendrik A. Lorentz, seorang ilmuwan Belanda yang terkenal, Albert Einstein sama sekali tidak menyebut tentang perdebatan ilmiah di antara mereka. Ia justru mengenang Lorentz, seorang fisikawan yang dikenal ramah dan selalu memperlakukan orang lain dengan adil, sebagai pribadi yang “sangat baik hati.” Einstein berkata, “Semua orang dengan senang hati mengikutinya, karena mereka merasa ia tidak pernah ingin mendominasi tetapi hanya ingin berguna bagi orang lain.”
Tindakan Berani
John Harper tidak tahu apa yang akan terjadi ketika ia dan putrinya yang berusia enam tahun menaiki kapal “Titanic”. Namun, satu hal yang ia tahu: ia mengasihi Yesus dan ingin orang lain juga mengenal Dia. Begitu kapal tersebut menabrak gunung es dan air mulai menyerbu masuk, Harper, seorang duda, mendudukkan anak perempuannya dalam sekoci penyelamat dan kembali ke tengah kekacauan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang. Sambil membagikan jaket pelampung, konon ia berseru-seru, “Biarkan para wanita, anak-anak, dan mereka yang belum diselamatkan naik ke sekoci.” Sampai napas terakhirnya, Harper menceritakan tentang Yesus kepada siapa saja yang ada di sekitarnya. John rela mengorbankan hidupnya agar orang lain bisa hidup.
Kepercayaan Diri yang Salah
Beberapa tahun lalu, dokter memberi peringatan keras kepada saya berkaitan dengan masalah kesehatan. Saya menuruti kata-katanya dan mulai rajin berolahraga dan mengatur pola makan. Pelan-pelan, kolesterol dan berat badan saya turun, dan kepercayaan diri saya naik. Namun kemudian, sesuatu yang kurang baik terjadi: saya mulai memperhatikan pola makan orang lain dan menghakimi mereka. Alangkah konyolnya ketika kita menemukan sistem penilaian yang membuat kita tampil baik, tetapi menggunakannya untuk menyombongkan diri sendiri dan menjatuhkan orang lain. Tampaknya sudah menjadi kecenderungan manusiawi untuk menetapkan standar pribadi sebagai upaya membenarkan diri.