Diterima Masuk
Anjing saya yang sudah tua duduk di samping saya dengan mata menerawang. Entah apa yang ia pikirkan. Namun, saya tahu ia pasti tidak sedang memikirkan kematian sebab anjing tidak “mengerti” soal itu. Berbeda dengan kita, hewan tidak memikirkan tentang masa depan. Berapa pun usia kita atau bagaimanapun kondisi kesehatan atau besarnya kekayaan kita, pada titik tertentu kita akan memikirkan tentang kematian. Itu karena, tidak seperti hewan, kita “mempunyai pengertian,” menurut Mazmur 49:21. Kita tahu bahwa kita akan mati, dan tidak ada yang dapat kita lakukan untuk menghindarinya. “Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya” (ay.8). Uang sebanyak apa pun tidak mampu menghindarkan seseorang dari kematian.
Air yang Berlimpah
Di Australia, sebuah laporan menuliskan “kisah suram” tentang musim kemarau yang ekstrem, udara panas, dan kebakaran. Laporan itu menyebutkan tentang sepanjang tahun yang sangat buruk dengan curah hujan yang sangat minim, sehingga rumput kering menjadi mudah terbakar. Kobaran api yang meluas membakar kawasan pedesaan. Ikan-ikan mati. Panen gagal. Semua itu terjadi karena tidak adanya air, sumber daya alam yang sering dianggap remeh tetapi sebenarnya sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan kehidupan.
Pakaian yang Tak Pernah Usang
Apa artinya bersatu dengan Kristus? Berada di dalam Yesus? Mengenakan manusia baru? Ungkapan-ungkapan luar biasa ini tidak mudah dipahami, tetapi menjelaskan identitas orang percaya yang sesungguhnya.
Penglihatan yang Diperbarui
Setelah menjalani operasi kecil yang menyakitkan pada mata kiri, saya disarankan dokter untuk mengikuti tes penglihatan. Dengan percaya diri, saya menutup mata kanan dan mulai membaca setiap baris di papan tes mata dengan mudah. Namun, saat menutup mata kiri, saya terkesiap. Bagaimana mungkin saya tidak menyadari bahwa penglihatan saya sudah sekabur itu?
Mendengarkan Nasihat Bijaksana
Pada masa perang saudara di Amerika Serikat, Presiden Abraham Lincoln pernah ingin menyenangkan hati seorang politisi, sehingga ia mengeluarkan surat perintah pemindahan sejumlah resimen tertentu dalam Angkatan Bersenjata (pihak Utara). Menteri Pertahanan Edwin Stanton menerima surat perintah tersebut, tetapi ia menolak melaksanakannya. Stanton bahkan menyebut sang presiden bodoh. Mendengar perkataan Stanton, Lincoln pun berkata, “Kalau Stanton mengatakan saya bodoh, berarti saya memang bodoh, karena beliau biasanya benar. Saya akan menemuinya sendiri.” Setelah berdiskusi dengan menterinya, Lincoln langsung menyadari bahwa keputusannya salah besar dan seketika itu juga menarik surat perintahnya. Meskipun Stanton sempat menyebut Lincoln bodoh, sang presiden terbukti bijak karena ia tidak bersikeras mempertahankan pendapatnya. Sebaliknya Lincoln mendengarkan nasihat Stanton, mempertimbangkannya, lalu mengubah keputusannya.