Beristirahat dengan Baik
Jam menunjukkan pukul 1:55 dinihari. Karena masih memikirkan pembicaraan melalui teks yang saya lakukan hingga larut malam, saya sama sekali tidak mengantuk. Saya melepaskan lilitan selimut yang membungkus tubuh saya lalu duduk di sofa. Saya mencari di Google apa saja yang perlu dilakukan agar bisa tidur, tetapi yang saya temukan justru hal-hal yang tidak boleh dilakukan: jangan tidur siang, jangan minum kopi, jangan berolahraga di malam hari. Semua itu memang tidak kulakukan. Namun, ada lagi yang saya temukan: saya disarankan untuk membatasi penggunaan gawai hingga larut malam. Oh tidak! Berkomunikasi via teks semalaman bukanlah tindakan yang bijaksana. Agar seseorang dapat beristirahat dengan baik, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
Allah Mengerti Perasaan Kita
Hati teman saya, Sierra, terasa pilu saat memikirkan anak lelakinya yang berjuang melawan kecanduan. “Aku merasa begitu kacau,” katanya. “Apakah menurut Tuhan aku tidak beriman karena aku tidak bisa berhenti menangis saat berdoa?”
Semua Hal
Setiap Jumat malam, warta berita nasional yang ditonton oleh keluarga saya selalu mengakhiri siarannya dengan mengangkat kisah yang menginspirasi. Liputan penutup itu terasa bagaikan angin segar karena sangat berbeda dengan berita-berita sebelumnya yang bernada suram. Program tersebut baru-baru ini bercerita tentang seorang wartawan yang sempat terinfeksi virus COVID-19 lalu sembuh total. Ia memutuskan untuk menyumbangkan plasma darahnya agar dapat menolong orang lain yang sedang berjuang melawan virus tersebut. Waktu itu, para ahli masih memperdebatkan seberapa efektifnya antibodi seseorang dalam melawan virus. Namun, di saat banyak orang merasa tidak berdaya, bahkan ragu-ragu untuk pergi mendonorkan plasma darah mereka, si wartawan justru merasa hal tersebut sebagai “harga yang layak dibayar demi hasil yang bisa diperoleh.”
Bersukacita dalam Kebebasan
Seorang petani bernama Jim merasa sangat terharu ketika membaca ayat ini: “Kamu yang takut akan nama-Ku . . . akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang” (Mal. 4:2). Ia pun berdoa untuk menerima keselamatan dan hidup kekal yang ditawarkan Tuhan Yesus. Jim ingat benar bagaimana anak-anak lembu yang dipeliharanya berjingkrak-jingkrak kegirangan setiap kali dilepaskan dari kandang, dan gambaran itu membuatnya memahami janji kebebasan sejati dari Allah.
Tantangan Memahami Allah Tritunggal
Bagaimana kita mengenali berbagai tantangan terhadap doktrin Allah Tritunggal dan menanggapinya dengan kebenaran yang tegas dari firman Tuhan?