Month: Oktober 2021

Saatnya Berkorban

Pada Februari 2020, ketika krisis COVID-19 baru mulai merebak, saya tertegun membaca tulisan seorang kolumnis surat kabar. Penulis itu ingin tahu, apakah kita bersedia mengisolasi diri, mengubah kebiasaan dalam bekerja, bepergian, dan berbelanja agar orang lain tidak tertular dan menjadi sakit? ”Yang diuji di sini tidak hanya sumber daya kesehatan masyarakat,” tulisnya, “tetapi juga kerelaan diri kita untuk mendahulukan orang lain.” Tiba-tiba saja, kebajikan menjadi kebutuhan yang dicari di mana-mana. 

Waktu untuk Berbicara

Selama tiga puluh tahun, seorang wanita berkulit hitam bekerja dengan setia di sebuah lembaga pelayanan berskala global. Namun, ketika ia mengajak rekan-rekan kerjanya berdiskusi soal diskriminasi ras, ajakannya tidak mendapat sambutan. Akhirnya, pada musim semi tahun 2020—ketika isu rasisme mulai dibicarakan secara terbuka dan meluas di seluruh dunia—barulah teman-teman sepelayanannya “mau berdialog secara terbuka.” Meski dengan perasaan campur aduk dan sedih, ia tetap bersyukur untuk dialog itu, sambil bertanya-tanya mengapa baru sekarang rekan-rekannya angkat bicara.

Pengertian dari Roh Kudus

Ketika seorang tentara Prancis membuat galian di padang gurun untuk memperkuat pertahanan kamp pasukannya, ia sama sekali tidak mengira bakal menemukan sebuah benda yang sangat penting. Ia melihat sebuah batu saat menggali pasir dengan sekop. Ternyata, itu bukan batu biasa. Itulah Batu Rosetta, sebuah prasasti yang memuat hukum dan maklumat Raja Ptolemaios V yang tertulis dalam tiga bahasa. Prasasti tersebut, yang sekarang disimpan di British Museum, menjadi salah satu temuan purbakala terpenting pada abad ke-19. Temuan ini membantu memecahkan misteri tulisan kuno Mesir yang dikenal dengan nama hieroglif.

Hidup dengan Baik

Upacara pemakaman gratis untuk orang hidup. Jasa tersebut ditawarkan oleh sebuah lembaga di Korea Selatan. Sejak penawaran tersebut dibuka pada tahun 2012, lebih dari 25.000 orang—dari remaja hingga pensiunan—sudah ikut serta dalam acara “pemakaman orang hidup” ini. Para peserta itu berharap, dengan mempertimbangkan kematian mereka sendiri, kualitas hidup mereka akan meningkat. Pengelola jasa tersebut mengatakan, “Simulasi upacara kematian ini bertujuan memberikan kepada peserta makna sesungguhnya dari hidup mereka, membangkitkan rasa syukur, membuka ruang bagi pengampunan dan terjalinnya kembali hubungan di antara anggota keluarga dan teman.”

Squid Game dan Potret Buram Kemanusiaan

Hari-hari ini, serial Squid Game sedang marak ditonton dan dibahas banyak orang. Apa yang dapat kita maknai dari serial ini tentang kesenangan, sesama, dan yang terlebih penting, hidup kita sendiri? Kiranya artikel di bawah ini dapat membukakan kembali wawasan alkitabiah tentang pengejaran makna hidup yang sejati.