Melakukan Firman
Saya mulai membacakan Alkitab kepada putra-putra saya ketika si bungsu, Xavier, masuk TK. Saya menggunakan momen-momen tertentu untuk mengajarnya, membahas ayat-ayat yang dapat diterapkan pada kondisi kami, lalu mengajak mereka berdoa bersama. Xavier menghafal ayat-ayat Alkitab dengan sangat mudah. Manakala kami menghadapi kesulitan yang membutuhkan hikmat, ia akan mengucapkan ayat-ayat yang menyatakan kebenaran Allah.
Tuhan Turut Berkarya Lewat Cerita
Seorang pemuda bersaksi bahwa ia pernah berada dalam situasi yang sulit ketika krisis ekonomi melanda Indonesia di tahun 1998. Tantangan finansial yang dihadapi keluarganya membuat mereka harus bergumul untuk sekadar makan sehari-hari.
Investasi yang Tidak Masuk Akal
Pada tahun 1929, ketika perekonomian Amerika Serikat ambruk, jutaan orang kehilangan segalanya. Namun, tidak begitu dengan Floyd Odlum. Ketika semua orang panik dan menjual saham mereka dengan harga murah, Odlum terlihat bodoh dengan membeli semua saham di tengah kondisi masa depan bangsa yang hancur berantakan. Namun, perspektif Odlum yang “bodoh” itu justru membuahkan hasil, karena tindakannya menjadi investasi yang menguntungkan selama puluhan tahun.
Mendengarkan di Surga
Hingga usia delapan belas bulan, Maison belum pernah mendengar suara ibunya. Dokter memasangkan alat bantu dengarnya yang pertama, lalu ibunya, Lauryn, bertanya, “Kamu bisa mendengar suara Ibu, Nak?” Mata Maison berbinar-binar. “Hai, Sayang!” sapa Lauryn. Maison tersenyum dan mengoceh pelan. Sambil menangis, Lauryn tahu ia tengah menyaksikan suatu mukjizat. Ia melahirkan Maison secara prematur setelah tertembak tiga kali dalam perampokan bersenjata di rumahnya. Terlahir dengan berat hanya setengah kg, Maison dirawat secara intensif selama 158 hari dan sangat kecil kemungkinannya bertahan hidup, apalagi dapat mendengar.
Manjakan Diri atau Mencari Damai?
“MANJAKAN DIRIMU”. Begitulah bunyi iklan bak mandi air panas yang mencuri perhatian dan membuat saya berpikir. Belakangan ini saya dan istri sedang membicarakan keinginan kami memasang bak air panas . . . suatu saat nanti. Pasti asyik! Kecuali sesudah itu kami harus membersihkannya. Belum lagi tagihan listriknya. Dan . . . tahu-tahu sesuatu yang tadinya terkesan sebagai ide yang baik mulai terdengar mengerikan.