Month: Maret 2022

Tidak Perlu Formula

Ketika Jen masih muda, seorang guru Sekolah Minggu yang berniat baik melatih anak-anak cara penginjilan. Mereka diajar untuk menghafal serangkaian ayat Alkitab dan langkah-langkah untuk mengabarkan Injil. Jen dan temannya mempraktikkan hal ini kepada seorang teman yang lain. Mereka gugup dan khawatir ada ayat atau langkah penting yang terlupakan. Jen tidak ingat persis apakah teman yang mereka datangi itu akhirnya bertobat, tetapi ia merasa hal itu tidak terjadi. Cara penginjilan tersebut tampaknya lebih mementingkan ketepatan formula ketimbang orang yang didekati.

Ketika Bangsa Bangkit Melawan Bangsa, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Belum selesai dunia memulihkan diri dari pandemi, kita dikejutkan lagi oleh berita peperangan. Jutaan orang mengungsi dan ketakutan, pun warga dunia lain yang secara geografis jauh dari konflik merasa khawatir apabila perang regional ini akan merembet menjadi perang global.

Mengabarkan Injil? Berdoa Dulu!

Bagaimana kita dapat membagikan iman kita dalam Yesus kepada orang lain, dengan cara yang memikat dan efektif?

Keadilan dan Kristus

Kaisar pertama Romawi, Augustus (63 SM–14 M), ingin dikenal sebagai penguasa yang menegakkan hukum. Meski membangun kekaisarannya lewat perbudakan, penaklukan militer, dan suap, ia berhasil memulihkan ketertiban hukum dan memberi warganya Iustitia, seorang dewi yang dalam sistem hukum kita sekarang disebut sebagai Dewi Keadilan. Ia juga mengadakan pendaftaran penduduk yang membawa Maria dan Yusuf ke Betlehem untuk kelahiran seorang Pemimpin yang telah lama dinantikan dan yang kebesaran-Nya akan tersebar sampai ke ujung bumi (Mi. 5:1-3).

Apa Adanya

Oliver Cromwell, yang dijuluki “Pelindung Inggris”, adalah seorang komandan militer dari abad ke-17. Para tokoh penting pada masa itu biasa diabadikan dalam bentuk lukisan. Sudah biasa pula apabila pelukisnya memoles bagian-bagian yang kurang menarik pada wajah sang tokoh. Akan tetapi, Cromwell tidak mau potretnya dibuat seperti itu. Ia mewanti-wanti si pelukis, “Kau harus melukis wajahku apa adanya—warts and all—atau kau tidak akan kubayar” (“warts” adalah kutil seperti jerawat pada kulit wajah).