Month: April 2022

Memutar Waktu Kembali

“Andai saja waktu bisa diputar kembali,” ratap seorang pria saat menyampaikan eulogi bagi temannya yang meninggal dunia dalam usia muda. Kata-katanya menegaskan kepedihan yang dirasakan hati manusia sejak semula. Kematian menyentak dan melukai kita semua. Rasanya ingin sekali bisa membalikkan apa yang tidak bisa kita ubah.

Salib Pendamaian-Nya

Sorot mata muram mengintip dari lukisan Simon dari Kirene karya Egbert Modderman, seorang seniman kontemporer Belanda. Sorot mata Simon mengungkapkan beban fisik dan emosional dari tugas yang diembannya. Dalam Markus 15, Simon ditarik keluar dari kerumunan penonton dan dipaksa memikul salib Yesus.

“Pada Waktu Itu Hari Sudah Malam”

Novel Elie Wiesel, Night, menghadapkan pembacanya kepada kengerian peristiwa Holocaust. Berdasarkan pengalamannya sendiri ditawan di dalam kamp konsentrasi Nazi, kisahnya justru merupakan kebalikan dari kisah Keluaran dalam Alkitab. Pada Paskah pertama itu (Kel. 12) Musa dan umat Israel melepaskan diri dari perbudakan, sementara Wiesel bercerita tentang pasukan Nazi yang menangkap para pemimpin Yahudi setelah Paskah.

Dipelihara oleh Kasih

Cucu laki-laki saya yang berusia empat tahun duduk di pangkuan saya sambil menepuk-nepuk kepala saya yang botak. Setelah mengamatinya lekat-lekat, ia bertanya, “Kakek, rambut Kakek mana?” “Oh,” saya tertawa, “Makin lama makin habis.” Wajahnya berubah serius, lalu ia berkata, “Sedih sekali. Nanti aku kasih rambutku untuk Kakek.”