Month: Juni 2022

Karya Ilahi yang Lembut

Saya pernah mendengar seorang pengusaha bercerita tentang masa kuliahnya. Ketika itu ia sering merasa “tidak berdaya dan putus asa” menghadapi perasaan depresi. Sedihnya, alih-alih membicarakan perasaan-perasaan tersebut dengan dokter, ia justru membuat rencana-rencana yang lebih drastis—memesan buku tentang cara bunuh diri dari perpustakaan setempat dan menentukan tanggal untuk mengakhiri hidupnya.

Langkah-Langkah Allah

Saya sangat suka bermain Scrabble. Suatu kali setelah bermain, teman-teman menamai satu langkah dengan nama saya, Katara. Saat itu saya sudah tertinggal sepanjang permainan, tetapi pada langkah terakhir, saya berhasil membuat satu kata dengan tujuh huruf dan menghabiskan semua keping huruf yang saya miliki. Permainan pun berakhir, dan saya menerima bonus 50 angka, ditambah seluruh angka dari sisa keping huruf milik lawan-lawan main saya. Dengan itu, kedudukan saya berpindah dari posisi terakhir menjadi nomor satu. Sekarang, setiap kali kami bermain dan ada di antara kami yang tertinggal, mereka ingat apa yang pernah terjadi pada saya dan berharap dapat mengulang kembali langkah “Katara” itu.

Percakapan Iman di Rumah

“Tiada tempat seindah rumah. Tiada tempat seindah rumah.” Ucapan Dorothy yang terkenal dalam film The Wizard of Oz tersebut memperlihatkan alur penceritaan yang terdapat juga dalam banyak film klasik lainnya, dari Star Wars hingga Lion King. Alur tersebut dikenal sebagai “perjalanan sang pahlawan”. Intinya: seorang biasa, yang sedang menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja, tiba-tiba dihadapkan pada petualangan yang luar biasa. Sang tokoh meninggalkan rumah dan pergi ke dunia yang berbeda. Di sana telah menanti berbagai ujian dan tantangan, sekaligus para mentor dan penjahat. Bila sang tokoh lulus ujian dan terbukti layak disebut pahlawan, maka langkah akhirnya adalah pulang ke rumah dengan membawa hikmah dan kisah luar biasa untuk dibagikannya. Bagian akhir ini sangatlah krusial.

Cukup Waktu

Melihat novel tebal War and Peace karangan Leo Tolstoy di rak buku teman saya Marty, saya mengaku, “Aku belum pernah membaca buku itu sampai selesai.” Marty tertawa, lalu berujar, “Sewaktu saya pensiun jadi guru, seorang teman yang menghadiahkan buku itu berkata, ‘Akhirnya, sekarang kamu punya waktu untuk membacanya.’”