Belas Kasihan dalam Tindakan Nyata
Sebenarnya, pekerjaan James Warren bukanlah membuat bangku. Namun, ia mulai membuatnya ketika melihat seorang wanita di Denver duduk di atas tanah saat menunggu bus. “Sungguh tidak manusiawi,” pikir Warren yang prihatin. Jadi, konsultan tenaga kerja berusia dua puluh delapan tahun itu pun mencari beberapa potong kayu, membuat bangku, dan menaruhnya di halte bus tadi. Bangku itu sungguh berguna. Ketika menyadari bahwa sebagian besar dari sembilan ribu halte bus di kotanya tidak menyediakan tempat duduk, ia pun membuat bangku-bangku berikutnya, dan mengukir tulisan “Mari Peduli” pada setiap bangku buatannya. Tujuannya? “Supaya hidup orang lain sedikit lebih baik, dengan cara yang bisa saya lakukan,” kata Warren.
Telah Terbit! Teman Jelajah "Kitab 1&2 Timotius"
Telah Terbit! Teman Jelajah "Kitab 1&2 Timotius"
Semua Jawaban
Dale Earnhardt Jr. menggambarkan momen mengerikan ketika ia menyadari ayahnya telah meninggal dunia. Legenda balap mobil Dale Earnhardt Sr. baru saja tewas dalam kecelakaan fatal di penghujung Daytona 500—perlombaan yang juga diikuti sendiri oleh Dale Jr. “Saya mengeluarkan suara yang takkan bisa saya ulangi lagi,” kata Earnhardt muda. “[Suatu] jeritan tanda syok dan duka—juga kengerian.” Lalu timbullah kenyataan yang memilukan: “Sekarang saya harus melakukan ini sendirian.”
Pemulihan yang Indah
Dalam bukunya yang luar biasa, Art + Faith: A Theology of Making, seniman terkenal Makoto Fujimura menjelaskan tentang seni Jepang kuno yang disebut Kintsugi. Sang seniman mengambil tembikar yang telah pecah (awalnya adalah cawan teh) dan menyatukan kembali pecahan-pecahannya dengan pernis yang dicampur bubuk emas, sehingga terbentuk ulir-ulir keemasan pada bagian-bagian yang disatukan. Fujimura menjelaskan, “Kintsugi bukan hanya ‘memperbaiki’ tembikar yang pecah, melainkan juga menjadikannya lebih indah daripada aslinya.” Kintsugi pertama kali digunakan berabad-abad lalu ketika cawan favorit seorang panglima perang pecah lalu diperbaiki dengan sangat indah. Sejak itu Kintsugi menjadi seni yang sangat dihargai dan dikagumi.
Allah Menghapus Dosa Kita
Pada tahun 1950-an, ada seorang ibu tunggal yang harus mencari nafkah dengan bekerja sebagai juru ketik. Namun, ia bukan juru ketik yang baik dan ada saja kesalahan yang dibuatnya. Ia berupaya mencari cara untuk menutupi kesalahannya dan akhirnya menciptakan cairan putih yang digunakan untuk menutupi kesalahan ketik, yang dikenal luas di sini sebagai Tipp-Ex. Setelah cairan itu mengering, orang dapat mengetik lagi di atasnya, seolah-olah tidak ada kesalahan.
Pelayanan yang Melampaui Sekat Generasi
Tante Mel dengan tangannya yang tremor berusaha menyuapi Om Bhud dengan sesendok madu. Itulah aktivitas yang saya saksikan ketika menyambangi kediaman sejoli lanjut usia yang setia menjadi pembaca dan mendukung pelayanan kami.