Bintang-Bintang yang Bercahaya
Hal pertama yang saya perhatikan dari kota itu adalah berbagai tempat judinya. Selanjutnya adalah toko-toko ganja, toko-toko khusus “dewasa”, dan papan-papan iklan untuk para pengacara yang ingin menghasilkan uang dari kemalangan orang lain. Meskipun saya pernah mengunjungi kota-kota seperti itu sebelumnya, rasanya kota satu ini yang paling suram.
Berharga di Mata Allah
Sewaktu kecil, Ming merasa ayahnya seorang yang kasar dan sulit didekati. Bahkan saat ia jatuh sakit dan harus diantar ke dokter, ayahnya menggerutu bahwa itu merepotkan. Suatu kali, tanpa sengaja Ming mendengar pertengkaran dan mengetahui bahwa sang ayah sebenarnya menghendaki dirinya diaborsi. Perasaan sebagai anak yang tidak dikehendaki itu terus menghantui Ming hingga dewasa. Ketika Ming percaya kepada Tuhan Yesus, ia masih sulit memandang dan berhubungan dengan Allah sebagai Bapanya, meski tahu bahwa Dia adalah Tuhan atas hidupnya.
Hasil yang Tak Ternilai
Selama tiga tahun, pada setiap hari sekolah, Colleen mengenakan kostum atau topeng yang berbeda-beda untuk menyambut anak-anaknya saat mereka turun dari bus sekolah. Hal itu menghibur semua penumpang—termasuk sopir bus: “Ia membuat anak-anak di bus saya sangat senang, sungguh luar biasa. Saya suka sekali.” Anak-anak Colleen juga setuju.
Menghimpun Kekuatan di dalam Allah
Grainger McKoy adalah seniman yang mempelajari dan memahat patung burung, dengan tujuan mengabadikan keanggunan, kelemahan, serta kekuatan hewan itu. Salah satu karyanya, yang diberi judul Recovery, menampilkan selembar sayap kanan dari seekor bebek pintail yang menjulang tinggi dalam posisi vertikal. Di bawahnya, terdapat sebuah plakat yang menjelaskan bahwa kepak sayap burung ke atas merupakan “momen terlemah seekor burung selama terbang di udara, sekaligus juga momen bagi burung tersebut untuk menghimpun kekuatan yang dibutuhkannya agar terus maju.” Grainger juga mencantumkan ayat ini: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Kor. 12:9).