Mempraktikkan Autentisitas
Kita adalah orang-orang berdosa yang telah menerima belas kasihan Allah. Jadi, bagaimana kita dapat bersikap lebih autentik tentang pergumulan dan kegagalan kita?
Mencerminkan Karakter Kristus
Ada dua wajah di meja itu yang sama-sama menonjol—yang satu mengerut marah, satunya lagi mengernyit menahan emosi. Ajang reuni teman lama itu berubah menjadi adu mulut, dengan wanita yang satu mengecam yang lain karena keyakinannya. Pertengkaran itu berlanjut hingga wanita pertama keluar dari restoran dengan murka, meninggalkan temannya dalam keadaan terguncang dan malu.
Saya Cuma Sopir
“Ayah, bolehkah aku menginap di rumah temanku?” tanya putri saya saat masuk ke mobil setelah latihan. “Sayang, kamu tahu jawabannya,” sahut saya. “Ayah ini cuma sopir. Ayah tidak tahu apa-apa. Nanti kita tanya Ibu.”
Menjadi Penuntas di dalam Kristus
Barbara meninggal dunia sebelum menyelesaikan sweter (baju dari bahan yang tebal) yang ia rajut untuk cicitnya, Ethan. Sweter itu kemudian diserahkan kepada seorang perajut ahli untuk diselesaikan. Perajut “penuntas” ini merupakan sukarelawan dari sebuah organisasi yang melayani mereka yang ditinggalkan oleh orang terkasih sebelum orang tersebut menyelesaikan rajutannya. Dengan penuh kasih, para perajut sukarelawan ini mencurahkan waktu dan keterampilan mereka untuk menuntaskan tugas yang akan membawa penghiburan bagi orang-orang yang berduka.
Bangkit dari Keterpurukan: Kesaksian Greysia Polii sang juara Olimpiade
Nama Greysia Polii tersiar di mana-mana, ketika ia memenangkan medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020 bersama rekannya, Apriyani. Namun, jalan yang ditempuh Greysia untuk tiba pada kemenangan itu tidaklah mudah.
Mempraktikkan Autentisitas
Kita adalah orang-orang berdosa yang telah menerima belas kasihan Allah, jadi bagaimana kita dapat bersikap lebih autentik tentang pergumulan dan kegagalan kita?