Month: Desember 2024

Iman Seorang Nenek

Saat kami sekeluarga duduk mengelilingi meja makan, cucu laki-laki saya yang berusia sembilan tahun berkata sambil tersenyum, “Aku mirip dengan Nenek. Aku suka membaca!” Kata-katanya membawa sukacita dalam hati saya. Saya ingat tahun lalu saat ia jatuh sakit dan tidak bersekolah. Setelah ia tidur siang, kami duduk bersebelahan dan membaca buku. Saya senang sekali dapat mewariskan kegemaran membaca yang saya sendiri terima dari ibu saya.

Cinta Kuat seperti Maut

Jika Anda menyusuri tembok kuno yang terbentang memisahkan pekuburan Protestan dan Katolik di Roermond, Belanda, Anda akan menemukan suatu pemandangan menarik. Pada masing-masing sisi, sejajar dengan dindingnya, berdiri dua buah menara batu nisan yang identik; satu untuk seorang suami beragama Kristen Protestan dan satu lagi untuk istrinya yang beragama Kristen Katolik. Peraturan yang berlaku di sana pada abad ke-19 mengharuskan mereka dimakamkan di tempat yang terpisah. Akan tetapi, mereka tidak menerima begitu saja keadaan itu. Jadi, dibangunlah batu nisan yang tidak lazim untuk masing-masing dari mereka dengan ukuran lumayan tinggi, hingga bagian atasnya menyembul sekitar 30-60 cm di atas tembok yang memisahkan keduanya. Di puncak masing-masing batu nisan, terdapat pahatan berupa sepenggal tangan yang terulur dan bergenggaman dengan tangan dari sisi lainnya. Pasangan tersebut menolak dipisahkan, dalam kematian sekalipun.

Kehadiran Allah yang Terus Menjaga

Cucu-cucu saya terkesima melihat gaya rambut dan pakaian yang sudah ketinggalan zaman, serta mobil-mobil “jadul” yang terpampang dalam foto-foto di buku tahunan SMA saya. Saya melihatnya dengan cara yang berbeda—pertama, senyuman teman-teman lama, yang beberapa di antaranya masih berhubungan dengan saya hingga sekarang. Namun, lebih dari itu, saya melihat kuasa pemeliharaan Allah. Di saat saya merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri, kehadiran-Nya yang lembut senantiasa melingkupi saya. Kebaikan-Nya terus-menerus menjaga saya—kebaikan yang Dia anugerahkan kepada semua orang yang mencari-Nya.

Tempat bagi Yesus

Suatu kali, saya sangat menikmati akhir pekan saya di New Orleans—menonton pawai di French Quarter, mengunjungi Museum Perang Dunia II, dan mencicipi tiram bakar. Namun, saat berbaring dalam kamar tamu di rumah seorang teman, saya merindukan istri dan anak-anak saya. Saya senang mendapat kesempatan untuk berkhotbah di kota-kota lain, tetapi sesungguhnya yang paling saya nikmati adalah berdiam di rumah.