Allah Beserta Kita | Renungan Natal 5 Hari
Sahabat terkasih,
Terima kasih atas ketertarikan Anda untuk mengikuti renungan khusus Natal "Allah Beserta Kita" dari Santapan Rohani. Saat ini, pendaftaran…

Allah akan Menjawab
Ketika Pendeta Timothy mengenakan kerah rohaniwan saat bepergian, ia sering diajak bicara oleh orang-orang yang tak dikenalnya. “Tolong doakan saya,” pinta orang-orang di bandara saat melihat kerah yang dikenakan di atas setelannya yang berwarna gelap. Dalam penerbangan baru-baru ini, seorang wanita berlutut di samping kursi Pendeta Timothy dan memohon, “Apakah Anda seorang pendeta? Maukah Anda mendoakan saya?” Pendeta Timothy pun bersedia.

Pemberian yang Sempurna
Pada sebuah pelayanan dalam kunjungan misi jangka pendek ke Peru, saya sempat dimintai uang oleh seorang pemuda. Namun, karena alasan keamanan, regu kami telah diinstruksikan untuk tidak memberikan uang kepada siapa pun. Jadi, bagaimana saya dapat menolong pemuda itu? Saya pun teringat tanggapan Rasul Petrus dan Yohanes kepada pria yang lumpuh dalam Kisah Para Rasul 3. Saya jelaskan kepada pemuda tadi bahwa saya tidak bisa memberinya uang, tetapi saya bisa membagikan kabar baik tentang kasih Allah. Ketika ia menceritakan bahwa dirinya seorang yatim piatu, saya memberitahunya bahwa Allah ingin menjadi Bapanya. Ia menangis mendengar hal itu. Saya kemudian menghubungkannya dengan salah seorang anggota gereja lokal untuk dilayani lebih lanjut.

Dikuatkan oleh Janji-Janji Allah
Setelah menjalani hari yang panjang di rumah sakit tanpa ada kejelasan tentang penyakit yang diderita seorang anak muda cerdas berusia 19 tahun, keluarga pemuda itu merasa patah semangat. Namun, sesampainya di rumah, mereka terkejut melihat sebuah kotak tergeletak di depan pintu rumah. Kotak yang dihias dengan indah itu menampilkan Yesaya 43:2 pada permukaannya. Di dalamnya terdapat ayat-ayat Alkitab lain yang ditulis tangan oleh para sahabat keluarga itu. Keluarga pemuda tadi sangat dikuatkan oleh firman Tuhan dan perhatian yang ditunjukkan oleh teman-teman mereka.

Hidup Baru di dalam Yesus
Baheer dan Medet adalah sahabat karib yang tumbuh bersama di Asia Tengah. Namun, segalanya berubah saat Baheer menerima Yesus sebagai Tuhan. Akibat laporan Medet kepada pihak berwenang, Baheer pun disiksa habis-habisan. Saat melakukan penyiksaan, sang algojo menggeram, “Mulutmu tidak akan pernah menyebut nama Yesus lagi.” Meski berlumuran darah, Baheer masih bisa mengatakan bahwa mereka bisa saja membuatnya berhenti berbicara tentang Kristus, tetapi mereka tidak akan pernah dapat “mengubah apa yang telah dilakukan-Nya di dalam hati saya.”