Tetap di Jalan yang Benar
Senja sudah turun saat saya mengikuti Li Bao berjalan menyusuri bagian atas tembok besar yang membelah pegunungan di wilayah pusat Tiongkok. Saya belum pernah melewati jalan ini sebelumnya, dan tidak dapat melihat lebih dari satu langkah di depan serta seberapa curam jurang yang menganga di sebelah kiri kami. Saya hanya bisa menahan napas dan menempel erat pada Li. Saya tidak…
Ibadah yang Murni
Jose menggembalakan sebuah gereja yang terkenal karena karya dan pementasan teaternya. Apa yang mereka kerjakan itu memang sangat baik, tetapi Jose khawatir segala kesibukan itu telah membuat gereja menjadi ajang bisnis. Ia bertanya-tanya apakah gerejanya bertumbuh karena alasan-alasan yang benar atau justru karena kegiatannya? Untuk mencari tahu, Jose lantas meniadakan semua kegiatan ekstra dari gerejanya selama satu tahun. Gereja hanya akan berfokus menjadi bait Allah yang hidup, tempat jemaat beribadah kepada-Nya.
Sebarkan Kemasyhuran-Nya
Biasanya kita dapat mengetahui dari mana sebuah peta digambar dengan melihat apa yang terletak di tengah-tengah peta tersebut. Kita cenderung berpikir bahwa rumah kita adalah pusat segalanya, maka kita meletakkan titik di tengah dan mulai membuat sketsanya dari titik itu. Kota-kota yang terdekat mungkin berjarak delapan puluh kilometer ke utara atau setengah hari perjalanan ke arah selatan, tetapi semua itu dijelaskan dalam hubungannya dengan lokasi kita. Kitab Mazmur juga menggambar “peta” mereka dari tempat kediaman Allah di bumi dalam Perjanjian Lama, sehingga pusat geografis dalam Alkitab adalah Yerusalem.
Lenyap Tak Berbekas
Banksy, seniman yang terkenal karena kejahilannya, berhasil melakukan aksi yang mengejutkan. Lukisannya yang berjudul Gadis dengan Balon laku terjual seharga satu juta pound di rumah lelang Sotheby di London. Beberapa saat setelah juru lelang berteriak “Terjual,” sebuah alarm berbunyi dan lukisan itu bergerak turun dan melewati mesin penghancur dokumen yang terpasang di bagian bawah bingkai. Banksy mengunggah foto para peserta lelang yang menatap mahakaryanya yang kini hancur itu di akun media sosialnya, disertai keterangan, “Going, going, gone” (Musnah, lenyap, tak berbekas).
Ke Mana Anda Menuju?
Di wilayah utara Thailand, tim sepak bola junior bernama “Wild Boars” memutuskan pergi menjelajahi sebuah gua bersama-sama. Mereka berniat pulang setelah menjelajah selama satu jam, tetapi menemukan bahwa mulut gua sudah terendam air. Hari demi hari, air yang masuk ke gua semakin tinggi sehingga mereka terpaksa masuk lebih jauh lagi, sampai akhirnya mereka terjebak sejauh 4 km di dalam gua. Ketika akhirnya mereka berhasil diselamatkan dua minggu kemudian, banyak orang bertanya-tanya bagaimana mereka bisa terjebak sedalam itu. Jawabannya: selangkah demi selangkah.
Nilai Diri Kita
Caitlin, seorang penulis buku laris, menggambarkan perasaan depresi yang pernah dialaminya setelah melawan orang yang berusaha melecehkannya. Kekerasan emosional yang dialaminya menorehkan luka yang lebih dalam daripada pergulatan fisiknya, karena ia merasa itu membuktikan “betapa aku tidak diinginkan. Aku bukanlah wanita yang ingin orang kenal dengan dekat.” Ia merasa tidak layak dikasihi, karena menganggap diri hanya pantas diperalat dan dicampakkan begitu saja.
Dia Memegang Kita
Pendeta Watson Jones teringat saat dahulu ia belajar naik sepeda. Sang ayah berjalan di sampingnya ketika Watson melihat ada sejumlah teman perempuan duduk di teras. Karena gengsi, ia berseru, “Ayah, aku sudah bisa sendiri!”, padahal kenyataannya tidak. Ia baru menyadari bahwa ia belum belajar menyeimbangkan dirinya di atas sepeda tanpa dipegang ayahnya. Ternyata ia belum sedewasa yang ia kira.
Hidup Menantikan Yesus Datang
Saya terinspirasi oleh lagu Live Like You Were Dying (Hiduplah Seperti Anda Sedang Sekarat) yang dibawakan oleh penyanyi country Tim McGraw. Dalam lagu itu ia menyebutkan hal-hal yang ingin dilakukan seseorang setelah mendapatkan kabar yang tidak baik tentang kesehatannya. Ia juga memilih untuk lebih cepat mengasihi dan mengampuni orang lain—berbicara kepada mereka dengan lebih lembut. Lagu tersebut mengajak kita untuk hidup dengan sungguh-sungguh, seolah-olah tahu hidup kita sebentar lagi akan berakhir.
Lingkaran Kecil
Seorang teman sekelas memberikan kepada keluarga kami seekor anjing collie yang sudah terlalu tua untuk beranak. Tak lama kemudian kami menyadari bahwa anjing cantik itu pernah menghabiskan sebagian besar hidupnya dikurung di dalam kandang yang kecil. Akibatnya, ia hanya bisa berjalan berputar-putar dalam lingkaran kecil. Ia tidak bisa bermain menangkap barang yang dilemparkan kepadanya, dan tidak bisa lari dengan lurus. Bahkan ketika dilepaskan untuk bermain-main di halaman yang luas, ia mengira masih berada di dalam kandang.