Category  |  Kecemasan & Depresi

Percaya Diri atau Rendah Diri?

Setiap orang sebenarnya mempunyai penilaian masing-masing yang diukur menurut kepercayaan dirinya. Namun, apakah dengan sekadar mengembangkan rasa percaya diri yang tinggi menjadi jawaban bagi yang rasa percaya dirinya rendah?

Bagaimana Lepas dari Kekhawatiran?

Dalam situasi-situasi dan kondisi yang tak bisa kita kendalikan, yang datang tak terduga, memikirkan kemungkinan terburuk tidak akan menyelesaikan masalah—namun justru menambahkannya. Jadi, kalau khawatir hanya akan menambah masalah, mengapa kita melakukannya?

Banyak dari kita khawatir karena gagal mempercayai Allah Pencipta kita yang penuh kasih. Kita khawatir karena kita tidak percaya Allah
mengetahui yang terbaik bagi kita.

Klik tautan di…

Kala Khawatir Melanda

Rasa takut menghinggapi semua orang. Tak seorang pun bisa menghindari cengkeramannya yang kuat. Bahkan di negara yang stabil dan aman pun, orang tetap saja khawatir.

Menemukan Kedamaian Tuhan di Tengah Kesusahan

Kita tidak menampik, hari-hari ini kita jalani dengan sulit. Pandemi mengubah banyak hal dalam kehidupan kita. Mungkin dalam hati kita…

Banjir Jakarta: Kisahku di Bawah Hujan

Mendung gelap menyelimuti Jakarta. Aku bergegas memacu motorku ke arah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Rekan kantorku, sempat mengingatkan, "Cepetan pulang, mau ujan gede lho. Tuh langit mendung gitu."

Ketika Semua Terasa Hilang

Hanya dalam waktu 6 bulan, hidup Gerald berantakan. Krisis ekonomi membuat bisnisnya bangkrut dan merenggut hartanya, lalu kecelakaan tragis merenggut nyawa anak lelakinya. Karena sangat terguncang, ibunya terkena serangan jantung dan meninggal, istrinya menjadi depresi, dan kedua putrinya begitu sedih hingga menolak untuk dihibur. Yang bisa ia lakukan hanyalah menggemakan seruan pemazmur, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”(mzm. 22:2).

Teruslah Maju

Bekerja di dunia swasta membuat saya berinteraksi dengan banyak orang yang berbakat dan berpikiran sehat. Namun, saya menemui kesulitan dalam satu proyek yang dipimpin oleh manajer yang tinggal di luar kota. Meskipun tim kami menunjukkan perkembangan, si manajer terus saja mengkritik dan menuntut kami bekerja lebih keras dalam rapat via telepon yang kami lakukan tiap minggu. Komentarnya membuat saya tawar hati dan takut, bahkan sempat terpikir untuk mengundurkan diri saja.

Mengharapkan Penundaan

Yang benar saja? Saya sudah terlambat, tetapi tulisan di papan informasi jalan di depan saya mengandaskan harapan saya untuk tiba di kantor tepat waktu: “Ada Hambatan di Depan”.