Category  |  Santapan Rohani

Mudah dan Sulit

Mark adalah seorang pendeta muda dengan masa depan yang menjanjikan. Namun, suatu pagi, putranya yang bernama Owen mendadak pingsan dan meninggal dunia saat bermain bola bersamanya. Hati Mark hancur dan terus berduka atas kepergian putranya. Akan tetapi, melalui penderitaannya, ia bertumbuh menjadi hamba Tuhan yang lebih berbelas kasih. Saya turut berduka bersama Mark, sekaligus bertanya-tanya apakah ujian yang dihadapinya menggambarkan pandangan A. W. Tozer yang menyatakan, “Allah baru akan memberkati seseorang dengan luar biasa ketika Dia sudah menyakitinya dengan begitu mendalam.” Saya pikir ucapannya benar.

Awal yang Baru Bersama Allah

“Apakah dosa Anda juga membuat Kristus disalibkan?” Tampaknya, itulah pertanyaan yang hendak diajukan pelukis asal Belanda, Rembrandt, dalam mahakaryanya dari tahun 1633, The Raising of the Cross. Yesus muncul di tengah-tengah lukisan ketika salib-Nya diangkat dan ditancapkan pada tanah. Empat orang pria mengangkat salib itu, tetapi salah seorang di antara mereka terlihat menonjol dalam cahaya yang mengelilingi Yesus. Pakaian orang itu berbeda, karena yang dikenakannya adalah corak dari zaman Rembrandt, lengkap dengan topi yang sering dipakai sang pelukis. Jika melihat wajahnya dari dekat, ternyata Rembrandt memasukkan dirinya ke dalam lukisannya sendiri, seolah-olah hendak berkata, “Dosa-dosaku juga memiliki andil dalam kematian Yesus.”

Berjalan dengan Allah

Sudah bertahun-tahun para ahli kebugaran menekankan pentingnya berlari untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Namun, studi ilmiah terkini menunjukkan bahwa berjalan kaki setiap hari juga memiliki banyak manfaat baik bagi kesehatan. Menurut Institut Kesehatan Nasional AS, “Orang dewasa yang berjalan kaki sebanyak 8.000 langkah atau lebih dalam sehari memiliki risiko kematian yang lebih rendah selama satu dekade ke depan dibandingkan mereka yang hanya berjalan 4.000 langkah setiap hari.” Berjalan kaki ternyata baik untuk kesehatan kita.

Mencari Kebenaran

Mengapa orang cenderung bersikeras bahwa mereka benar—bahkan saat jelas-jelas mereka salah? Penulis Julia Galef menyatakan bahwa ini berkaitan dengan “pola pikir tentara”—kita berfokus membela apa yang telah kita yakini terhadap apa yang kita anggap sebagai ancaman. Galef berpendapat bahwa yang lebih berguna adalah pola pikir pramuka, yang tidak hanya berfokus untuk mengenyahkan ancaman, tetapi berusaha mencari seluruh kebenaran. Pola pikir tersebut ingin memahami “apa yang terjadi dengan sejujur dan seakurat mungkin, meski itu mungkin tidak indah, nyaman, atau menyenangkan.” Orang dengan cara pandang demikian memiliki kerendahan hati untuk terus bertumbuh dalam pemahamannya.

Allah akan Bertindak

Erin adalah seorang pekerja keras yang selalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Namun, setelah dituduh berbuat tidak jujur, Erin diminta untuk cuti sementara waktu selama penyelidikan berlangsung. Ia sempat terpikir untuk mengundurkan diri sebagai bentuk protes, tetapi kemudian dinasihati agar menunggu hasil penyelidikan. “Mengundurkan diri memberi kesan bahwa kamu memang bersalah,” kata orang yang menasihatinya. Jadi, Erin tetap bertahan, seraya berdoa agar Allah memberinya keadilan. Benar saja, beberapa bulan kemudian, ia dibebaskan dari segala tuduhan.

Dari Mulut Keluar . . .

Bagaimana kalau Anda dapat memahami perkataan anjing peliharaan Anda? Sebuah teknologi baru menggunakan sistem pengenalan “gonggongan” untuk membantu menentukan perasaan anjing saat menyalak. Kalung berteknologi tinggi tersebut dapat menafsirkan bunyi salak anjing, dengan memanfaatkan data berisi lebih dari 10.000 gonggongan untuk mengidentifikasi perasaan yang diekspresikan anjing. Meski kalung tersebut tidak mampu menerjemahkannya ke dalam kata, alat itu dapat meningkatkan pemahaman yang lebih baik antara hewan peliharaan dan pemiliknya.

Yang Disingkapkan Kitab Suci

Pada April 1817, seorang wanita muda yang kebingungan ditemukan berkeliaran di Gloucestershire, Inggris. Ia mengenakan pakaian yang eksentrik dan berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal. Karena mengira si wanita itu pengemis, pihak berwenang pun menempatkannya di penjara. Namun, ia berhasil meyakinkan orang-orang bahwa ia adalah Putri Caraboo dari Pulau Javasu. Warga masyarakat memperlakukannya sebagai bangsawan selama 10 minggu, hingga pengurus salah satu asrama mengungkapkan bahwa wanita tersebut sebenarnya adalah seorang pelayan bernama Mary Willcocks.

Lebih Baik daripada Hidup

Setelah mengalami lagi suatu kemunduran fisik yang tak terduga, saya bergabung dengan suami dan jemaat lainnya untuk retret di pegunungan. Dengan tertatih-tatih saya menaiki anak tangga kayu menuju sebuah gereja kecil di atas bukit. Seorang diri di tengah malam yang gelap, saya berhenti untuk beristirahat sejenak di salah satu anak tangga. “Tuhan, tolong aku,” bisik saya seraya terdengar bunyi musik dari kejauhan. Saya kembali melangkah perlahan-lahan hingga tiba di sebuah ruangan yang mungil. Sambil menahan rasa sakit, saya menghela napas dengan penuh syukur karena Allah telah mendengarkan doa saya di alam terbuka!

Hati Seorang Tuli

Untuk meningkatkan keahlian berbahasa isyarat, Leisa berkecimpung di dunia orang-orang Tuli. Ia segera memahami masalah yang mereka hadapi. Kaum Tuli merasa diabaikan oleh mereka yang dapat mendengar, dituntut untuk membaca bahasa bibir tanpa cela, dan sering dikesampingkan dari kesempatan mendapat promosi dalam pekerjaan. Kebanyakan acara publik juga dilangsungkan tanpa bahasa isyarat.