Bersih Seluruhnya
Pada suatu hari yang dingin di bulan November, gereja kami berencana untuk mengisi 200 buah tas ransel berisi perbekalan bagi para tunawisma. Saat bersiap membantu pengisian itu, saya memilah-milah barang yang telah disumbangkan, sambil berharap akan menemukan sarung tangan, topi, kaus kaki, dan selimut yang masih baru. Kami juga akan membagikan semangkuk sup cabai dan roti lapis kepada para penerima ransel. Kemudian saya menemukan sebuah benda yang mengejutkan saya: kain-kain lap. Ketika saya hanya berfokus untuk membantu para tunawisma agar tetap hangat dan kenyang, seseorang teringat untuk membantu mereka menjaga kebersihan.
Bukti Terbaik
Lee Strobel tidak percaya pada Allah, dan juga tidak percaya pada kebangkitan Yesus. Namun, Lee adalah seorang jurnalis dengan pemikiran yang analitis. Ketika istrinya percaya kepada Yesus, Lee pun memutuskan untuk mempelajari lebih dalam kepercayaan baru istrinya. Setelah dua tahun melakukan studi, ia akhirnya menyerah—dan mau percaya kepada Allah, percaya kepada kebangkitan Yesus, dan beriman kepada Kristus.
Mengenakan Kristus
Rose Turner, seorang psikolog mode di London College of Fashion, mempelajari bagaimana pakaian berdampak terhadap cara orang berpikir, bertingkah laku, dan bahkan suasana hati mereka. Pakaian merupakan benda yang paling dekat dengan tubuh kita, oleh sebabnya hal itu menjadi seperti “kulit kedua” dan mempersiapkan kita menghadapi apa pun yang mungkin terjadi pada hari kita mengenakannya. Misalnya, mengenakan pakaian kerja dapat “mendorong motivasi dan konsentrasi” di tempat kerja, dan memakai pakaian lama yang memiliki kenangan tertentu dapat memberikan kenyamanan di tengah situasi yang penuh tekanan.
Dari Ratapan Menjadi Pujian
Ada sejumlah legenda yang beredar tentang asal usul nama bunga berkelopak lima yang disebut “forget-me-not” (secara harfiah berarti “jangan lupakan saya”; di Indonesia disebut “mamung”). Salah satu kisahnya berasal dari Jerman. Menurut ceritanya, ketika Allah menamai semua tumbuhan yang Dia ciptakan, sebuah bunga kecil khawatir kalau ia akan terlupakan. Jadi bunga itu berseru, “Jangan lupakan saya, Tuhan.” Maka itulah nama yang Allah berikan kepada bunga itu.
Hidup dan Mati dalam Kristus
Di hadapan regu tembak, Fyodor Dostoesvsky menjalani saat-saat terakhir hidupnya dengan tenang. Dostoevsky, seorang yang beriman kepada Yesus, dianggap sebagai salah satu penulis terbesar dalam dunia literatur. Novelnya yang monumental, The Brothers Karamazov, menggali tema-tema seputar Allah, kehidupan, dan kematian. Menjelang kematiannya, konon Dostoevsky “berbicara tentang Kristus dengan sukacita yang menggebu-gebu.” Senapan-senapan pun dikokang. “Siap! . . . Bidik . . .”
Perang Kue Kering
Dari semua hal-hal konyol yang menyebabkan negara-negara saling berperang, mungkinkah kue kering menjadi penyebab yang terburuk? Pada tahun 1832, di tengah ketegangan antara Prancis dan Meksiko, sekelompok tentara Meksiko mengunjungi sebuah toko kue kering Prancis di Kota Meksiko dan mencicipi semua produknya tanpa membayar. Meski detail peristiwanya cukup rumit (ditambah berbagai provokasi lain yang memperburuk masalah), yang kemudian terjadi sebagai akibatnya adalah Perang Prancis-Meksiko yang pertama (1838–39), yang dikenal sebagai Perang Kue Kering, suatu konflik yang mengakibatkan tewasnya lebih dari 300 tentara. Sungguh menyedihkan bagaimana momen kemarahan sekejap dapat menimbulkan bencana begitu besar.
Pergi Bersama Allah
Dalam The Courier, sebuah film yang terinspirasi dari peristiwa nyata, tokoh utama Greville dihadapkan pada keputusan sulit. Ia mengetahui bahwa seorang teman dekatnya akan ditangkap dan kemungkinan besar akan menghadapi hukuman penjara yang penuh siksaan. Greville dapat menyelamatkan dirinya dari nasib yang sama jika ia segera meninggalkan negara itu dan menyangkal pernah mengenal temannya tadi. Namun, karena tergerak oleh belas kasihan, Greville menolak untuk pergi dan memilih dipenjara. Dengan setia ia rela ikut menderita bersama dengan temannya. Keduanya menolak untuk mengkhianati satu sama lain. Pada akhirnya, Greville dibebaskan sebagai sahabat yang hidupnya berantakan, tetapi teruji kesetiaan dan ketulusannya.
Berbagi Bahan-Bahan Rohani
Tempat dan akomodasi yang kami gunakan untuk acara pertemuan kepemimpinan di pusat kota Chicago terasa sangat kontras dengan keadaan serba berkekurangan yang saya temui dalam perjalanan ke sana—dan itu termasuk orang-orang miskin yang kekurangan makanan dan tempat tinggal. Kesenjangan itu menolong saya untuk membayangkan dan merumuskan hal-hal yang perlu kami sertakan dalam perencanaan lembaga kami, yang sesuai dengan visi untuk melayani kota ini dan tempat-tempat lain—yakni untuk menghadirkan bahan-bahan rohani (apa pun yang diberikan Allah untuk dapat menyebarkan pesan tentang kasih dan keselamatan-Nya) di tempat-tempat yang paling membutuhkannya.
Dengarkan Batu-Batu
Setelah keluarga kami mengadakan ibadah untuk mengenang almarhum ayah saya di tepi sungai, kami masing-masing memilih sebuah batu untuk membantu kami mengingat beliau. Kehidupannya penuh dengan kemenangan dan kekalahan silih berganti, tetapi kami tahu hatinya sangat mengasihi kami. Saat jari-jari saya mengusap permukaan batu pilihan saya yang halus, saya ditolong untuk memegang erat kenangan tentang beliau.