Negeri yang Terbentang Jauh
Amy Carmichael (1867–1951) dikenal karena usahanya dalam menyelamatkan gadis-gadis yatim piatu di India dan memberi mereka kehidupan yang baru. Di tengah-tengah pelayanan yang menguras tenaga itu, ia mengalami apa yang disebutnya sebagai “momen-momen penglihatan”. Dalam bukunya Gold by Moonlight, ia menulis, “Di tengah suatu hari yang sibuk, kami diberi secercah gambaran tentang suatu ‘negeri yang terbentang jauh’, dan kami hanya bisa berdiri, terpaku di tengah jalan.”
Tak Dapat Ditarik Kembali
Ini bukan sekadar soal menyeberangi sungai. Secara hukum, tidak ada jenderal Romawi yang diizinkan untuk memimpin pasukan bersenjata masuk ke kota Roma. Jadi, saat Julius Caesar memimpin pasukannya menyeberangi sungai Rubicon dan memasuki Italia pada 49 sm, itu adalah suatu pengkhianatan. Dampak dari tindakannya tak bisa diputar kembali dan perang saudara selama bertahun-tahun pun terjadi hingga jenderal agung itu berkuasa mutlak atas Romawi. Sampai saat ini, istilah “menyeberangi Rubicon” melambangkan sesuatu yang “tidak dapat ditarik kembali”.
Kesaksian Pembaca
https://youtube.com/embed/K6sfhkFG4Do?rel=0&controls=0&showinfo=0
Mengikuti Pimpinan Allah
Pada bulan Agustus 2015, ketika sedang menyiapkan diri untuk berkuliah di universitas yang kampusnya berjarak lumayan jauh dari rumah, saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan kembali tinggal di rumah setelah lulus. Pikiran saya pun menjadi kalut. Bagaimana mungkin aku meninggalkan rumah? Keluargaku? Gerejaku? Bagaimana jika nanti Allah memanggilku pergi ke daerah atau negara lain?
Sidik Jari Allah
Lygon Stevens suka sekali mendaki gunung bersama saudaranya, Nick. Mereka berdua adalah pendaki yang berpengalaman dan sama-sama pernah mencapai Puncak Denali di Gunung McKinley, puncak gunung tertinggi di Amerika Utara. Namun pada bulan Januari 2008, longsoran salju pada sebuah gunung di Colorado membuat Nick terluka dan menewaskan Lygon yang masih berusia 20 tahun. Ketika suatu hari Nick menemukan catatan harian Lygon di salah satu tasnya, ia sangat terhibur oleh isinya. Catatan harian adik perempuannya itu dipenuhi dengan perenungan, doa, dan pujian kepada Allah. Salah satu tulisannya adalah sebagai berikut: “Aku adalah karya seni buatan Allah. Akan tetapi, Dia belum selesai; bahkan Dia baru saja memulai karyanya. . . . Sidik jari Allah membekas di setiap bagian hidupku. Takkan pernah ada orang lain yang sama seperti diriku . . . dalam hidup ini, aku mendapat tugas yang harus kulakukan dan tugas itu tak bisa dilakukan oleh orang lain.”