Pendosa seperti Kita
Saya punya seorang teman bernama Edith yang menceritakan kepada saya pengalamannya yang menarik ketika ia memutuskan untuk percaya kepada Tuhan Yesus.
Dukungan Anda dibutuhkan!
Ambillah bagian dalam misi untuk mengisi lebih dari 100 perpustakaan umum maupun perpustakaan di sekolah-sekolah Kristen, sekolah Alkitab, dan PAUD di berbagai pelosok Indonesia.
Mengatasi Tantangan
Saya dan beberapa teman berkumpul tiap bulan untuk saling mengingatkan tentang hal-hal yang ingin kami capai masing-masing. Teman saya, Mary, ingin melapis ulang kursi-kursi ruang makannya sebelum akhir tahun. Pada pertemuan bulan November, dengan bercanda ia melaporkan kemajuan yang dialaminya di bulan Oktober: “Butuh waktu sepuluh bulan dan dua jam untuk memperbaiki kursi-kursiku.” Setelah berbulan-bulan gagal mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan, atau sulit menemukan waktu luang di sela-sela pekerjaan yang padat atau mengasuh anak balitanya, proyek tersebut ternyata hanya membutuhkan waktu dua jam jika dikerjakan dengan sepenuh hati.
Pengharapan dalam Duka
Ketika saya berumur sembilan belas tahun, salah seorang teman dekat saya meninggal dunia dalam kecelakaan mobil. Selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan kemudian, saya terus diliputi dukacita. Kepedihan yang saya rasakan karena kehilangan seorang teman yang masih muda dan luar biasa itu telah mengaburkan pandangan saya. Adakalanya saya tidak menyadari apa yang sedang terjadi di sekeliling saya. Saya begitu dibutakan oleh duka dan derita hingga saya tidak lagi bisa melihat Tuhan.
Lebah dan Ular
Untuk beberapa masalah di rumah, rasanya cuma saya yang bisa menyelesaikannya. Sebagai contoh, baru-baru ini anak-anak saya menemukan sekumpulan lebah telah berpindah ke sebuah celah di tembok teras depan. Jadi, saya pun harus membereskan masalah itu dengan bersenjatakan semprotan serangga.