Month: Agustus 2018

Teruslah Melayani

Ketika psikolog pendidikan, Benjamin Bloom, mengadakan penelitian tentang pengembangan bakat kaum muda dengan memperhatikan masa kanak-kanak dari 120 tokoh pilihan—atlet, seniman, ilmuwan—ia menemukan bahwa mereka semua memiliki satu kesamaan: mereka telah berlatih secara intensif selama jangka waktu yang lama.

Tidak Terus-Terusan Menghukum

Dalam suatu diskusi tentang rekonsiliasi, seorang peserta dengan bijak mengatakan, “Janganlah kita terus-terusan menghukum orang lain.” Ia berkomentar tentang sikap kita yang cenderung mengingat-ingat kesalahan orang lain dan tak pernah memberi mereka kesempatan untuk berubah.

Orang yang Murah Hati

Setelah melihat semua yang pernah Allah lakukan di sepanjang sejarah gereja kami, para pemimpin mengusulkan kepada jemaat untuk membangun gedung olahraga baru yang bisa kami gunakan untuk melayani masyarakat luas. Mereka menyatakan akan menjadi pihak pertama yang berkomitmen mendanai pembangunan itu. Awalnya saya berdoa dengan hati yang egois, karena tak ingin memberikan persembahan lebih dari yang kami tekadkan sebelumnya. Meskipun demikian, saya dan suami setuju mendoakan proyek itu. Namun, saat mengingat kembali pemeliharaan Allah atas hidup kami, kami memutuskan untuk memberikan persembahan bulanan. Pada akhirnya, total persembahan jemaat kami pun cukup untuk membayar seluruh biaya yang dibutuhkan.

Kita akan Melihat Yesus

Saat memandang dari atas mimbar, tempat saya membawakan doa di suatu acara pemakaman, saya melihat sekilas plakat berbahan kuningan yang mencantumkan kata-kata dari Yohanes 12:21: “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Saya pun berpikir, alangkah tepat ayat itu ketika dengan air mata dan senyuman kami sedang mengenang seseorang yang hidupnya memancarkan Yesus. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan kekecewaan dalam hidupnya, almarhum tidak pernah melepaskan imannya kepada Kristus. Karena Roh Allah juga hidup dalam dirinya, kami dapat melihat Yesus melalui hidupnya.

Kebahagiaan Abadi

Sering kita mendengar bahwa kebahagiaan akan kita alami ketika kita melakukan segala sesuatu dengan cara kita sendiri. Namun, itu tidak benar. Pandangan seperti itu hanya membawa kita pada rasa hampa, kegelisahan, dan kekecewaan.