Bagaimana Saya Bisa Sampai di Sini?
Tiffani terbangun dalam pesawat Air Canada yang gelap gulita. Masih mengenakan sabuk pengaman, ia terus tertidur sementara semua penumpang lain sudah turun dan pesawat sudah diparkir di bandara. Kenapa tidak ada yang membangunkan saya? Bagaimana saya bisa sampai di sini? Ia berpikir keras sambil mencoba mengingat-ingat.
Dilarang Memancing
Salah seorang yang selamat dari peristiwa Holocaust, Corrie ten Boom, sangat tahu pentingnya pengampunan. Dalam buku Tramp for the Lord, Corrie mengatakan bahwa ia paling senang membayangkan dosa-dosa yang sudah diampuni dibuang ke laut. “Ketika kita mengakui dosa-dosa kita, Allah membuang semuanya ke samudra yang terdalam, hilang untuk selama-lamanya. . . . Saya yakin Allah lalu meletakkan tanda peringatan di sana dengan tulisan ‘Dilarang Memancing.’”
Mensyukuri Anugerah Perbedaan
Merespons 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia tak lain adalah berusaha menjadi manusia dan warga negara yang lebih baik. Salah satu caranya adalah dengan membuang rasisme dari diri kita, yaitu dengan tidak memperlakukan orang lain dengan memandang warna kulitnya.
Sebab, sesungguhnya Allah tidak membedakan orang (Kisah Para Rasul 10:34; Galatia 2:6; Efesus 6:9).
Setia Hingga Masa Penuaian
Seorang wanita yang saya kenal merencanakan sebuah acara di taman dekat tempat tinggalnya dan mengundang semua anak di lingkungan itu untuk datang. Ia begitu bersemangat membayangkan acara itu sebagai kesempatan membagikan iman dengan tetangga-tetangganya.
Pemandangan Indah di Tempat Suram
Ketika bersama suami menjelajahi salah satu sudut negara bagian Wyoming yang gersang dan tandus, saya melihat ada sekuntum bunga matahari tumbuh di tempat kering berbatu yang banyak ditumbuhi semak berduri, jelatang, kaktus berduri dan tanaman gersang lainnya. Meski tidak setinggi bunga matahari pada umumnya, tetap saja bunga itu terlihat indah dan membuat saya gembira.