Perceraian: Karamnya Biduk di Tengah Badai
Beberapa waktu lalu, terbetik berita yang cukup mengagetkan: Ribuan Gugatan Cerai Masuk ke Pengadilan Agama Soreang. Berita tersebut sontak menjadi viral, apalagi disertai foto yang menunjukkan antrean warga yang hendak memasukkan gugatan. Dalam sekejap, berita yang awalnya diangkat di situs berita, beredar dengan cepat melalui chat di grup-grup percakapan.
Jalan Menyimpang
Buang-buang waktu saja, pikir Harley. Agen asuransinya terus memaksa agar mereka bertemu lagi. Harley tahu pertemuan tersebut akan kembali menjadi ajang promosi yang membosankan, tetapi ia memutuskan untuk memanfaatkan sebaik mungkin pertemuan tersebut sebagai kesempatan untuk berbicara tentang imannya.
Berdamai dengan Masalah
Kami sudah hampir sampai di rumah ketika saya tersadar bahwa temperatur mesin mobil kami menunjukkan angka yang sangat tinggi. Kami buru-buru menepi, mematikan mesin, dan melompat keluar. Asap pun mengepul dari balik kap mobil. Mesin mobil mendesis. Saya memundurkan mobil beberapa meter dan menemukan genangan minyak di bawahnya. Saya langsung tahu apa yang telah terjadi: tutup kepala silinder mobil saya pecah.
Menghentikan Kabar Angin
Setelah ditunjuk sebagai gembala Gereja Trinitas Kudus di Cambridge, Inggris, Charles Simeon (1759–1836) menghadapi perlawanan selama bertahun-tahun. Karena sebagian besar anggota jemaat menolak Simeon dan menginginkan wakil gembala untuk menduduki jabatan tersebut, mereka menyebarkan kabar angin tentang dirinya dan menentang pelayanannya—bahkan pernah sampai mengunci gereja agar Simeon tidak bisa masuk. Namun Simeon, yang rindu dikuasai oleh Roh Allah, mencari jalan untuk menghadapi kabar angin tersebut dengan menyusun beberapa prinsip sebagai pedoman hidupnya. Salah satunya, orang tidak boleh mempercayai kabar angin kecuali kabar itu 100% benar. Prinsip lainnya adalah “selalu percaya bahwa seandainya pihak yang berlawanan diberi kesempatan berbicara, ceritanya pasti akan sangat berbeda.”
Melihat dengan Fokus
Penulis ternama Mark Twain pernah menyatakan bahwa apa pun yang kita lihat dalam hidup ini—dan cara kita melihatnya—akan mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, bahkan tujuan akhir kita. Menurut Twain, “Anda tidak bisa bergantung pada penglihatan ketika imajinasi Anda tidak fokus.”