Lubuk Hati yang Terdalam
Victor Hugo (1802–1885) adalah seorang penyair dan novelis yang hidup dalam zaman pergolakan sosial dan politik di Prancis pada abad ke-19. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah novel klasik Les Miserables. Lebih dari seabad kemudian, adaptasi musikal dari kisah tersebut menjadi salah satu pertunjukan drama yang paling populer dalam generasi ini. Sebenarnya ini bukan hal yang mengejutkan. Hugo sendiri pernah berkata, “Musik sanggup mengungkapkan apa yang tidak dapat terucapkan dan yang tidak mungkin dibiarkan terpendam.”
Berlari untuk Memberitakan
Lomba lari maraton modern diilhami dari kisah legenda seorang kurir Yunani, Pheidippides. Konon, pada tahun 490 sm ia berlari lebih dari empat puluh kilometer dari kota Marathon ke Athena untuk mengabarkan kemenangan pasukan Yunani atas Persia, musuh bebuyutan mereka. Pada masa kini, orang mengikuti lari maraton untuk memperoleh kepuasan pribadi karena berhasil mencapai suatu target dalam olahraga, tetapi Pheidippides memiliki tujuan yang lebih besar di balik upayanya itu. Setiap langkah larinya didorong oleh kegembiraan yang meluap-luap untuk memberitakan kabar gembira kepada saudara-saudari sebangsanya!
Ikan Kecil
Selama bertahun-tahun, sepasang suami-istri asal Inggris yang tinggal di Afrika Barat telah menjalin persahabatan dengan seorang pria di kota mereka dan sering membagikan kasih serta kisah Yesus dengannya. Akan tetapi, teman mereka itu masih enggan melepaskan kepercayaan yang sudah dianutnya sejak lama, meskipun sudah menyadari bahwa iman di dalam Kristus adalah ”kebenaran yang lebih agung.” Keengganannya sebagian karena alasan keuangan, sebab ia adalah seorang pemimpin umat dan kehidupannya bergantung pada kompensasi yang diterimanya. Ia juga takut reputasinya jatuh di tengah komunitasnya sendiri.
Jejak Karya Allah
“Aku tahu Allah tinggal di mana,” kata cucu lelaki kami yang berumur empat tahun kepada istri saya, Cari. “Di mana Dia tinggal?” tanya istri saya dengan penasaran. “Dia tinggal di dalam hutan di samping rumah Nenek,” jawabnya.
Iman yang Tak Tergoyahkan
Setelah dokter mendiagnosis anak sulung mereka menderita autisme, Diane Dokko Kim dan suaminya merasa sangat sedih karena harus menghadapi kemungkinan merawat anak berkebutuhan khusus seumur hidup mereka. Dalam buku Unbroken Faith (Iman yang Tak Tergoyahkan), ia mengaku kesulitan untuk menyesuaikan impian dan harapan mereka dengan masa depan putra tercinta mereka. Namun, melalui proses yang menyakitkan ini, mereka belajar bahwa Allah sanggup menampung segala kemarahan, kecemasan, dan ketakutan mereka. Saat ini, ketika putra mereka menjelang dewasa, Diane membagikan pengalamannya untuk menyemangati para orangtua dari anak-anak berkebutuhan khusus. Ia memberi tahu mereka tentang janji Allah yang tidak tergoyahkan, kuasa-Nya yang tidak terbatas, dan kasih setia-Nya yang tidak berkesudahan. Ia meyakinkan mereka bahwa Allah mengizinkan kita bersedih ketika impian dan harapan kita sirna, ketika jalan kita seakan tertutup, atau ketika satu lagi babak kehidupan kita berakhir.