Berusaha Sehati Sepikir
Ketika Anda menancapkan steker untuk menyalakan alat pemanggang roti, sebenarnya Anda sedang menikmati hasil dari perseteruan sengit yang terjadi di akhir abad ke-19. Saat itu, penemu Thomas Edison dan Nikola Tesla berselisih tentang arus listrik mana yang paling tepat untuk dikembangkan: arus searah (DC), seperti arus yang mengalir dari baterai ke senter; atau arus bolak-balik (AC), yang kita dapatkan dari saklar listrik.
Saling Menolong
Ketika sedang bermain basket bersama teman-teman perempuannya, Amber menyadari bahwa lingkungannya akan sangat terbantu dengan kehadiran suatu kompetisi basket antarwanita. Ia lalu mendirikan sebuah organisasi nirlaba untuk membangun kerja sama tim dan memberikan dampak kepada generasi muda. Para pemimpin organisasi bernama “Ladies Who Hoop” berjuang untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan ketangguhan karakter kaum perempuan. Selain itu, anak-anak perempuan dan para wanita dewasa didorong untuk berkontribusi kepada pengembangan komunitas mereka. Salah seorang pemain basket senior yang sekarang sudah menjadi pembimbing berkata, “Kami merasakan kuatnya ikatan kesetiakawanan di antara kami. Itulah yang selama ini saya rindukan. Kami mendukung satu sama lain dengan berbagai cara. Saya senang melihat para gadis muda bertumbuh dan berhasil.”
Disertai dalam Lembah Kekelaman
Hannah Wilberforce adalah bibi dari William Wilberforce, pejuang penghapusan budak di Inggris. Menjelang ajalnya, Hannah sempat menulis sepucuk surat, dan di dalamnya ia berbicara tentang kabar kematian seorang saudara seiman dalam Tuhan. “Berbahagialah orang yang telah berpulang ke rumah Bapa, sekarang mendiang telah berada bersama Yesus, yang ia kasihi meski tak pernah dilihatnya. Hatiku melonjak kegirangan.” Kemudian ia menggambarkan kondisinya sendiri: “Diriku sendiri, antara membaik dan memburuk; tetapi Yesus, Dia selalu baik.”
Nama Di Atas Segala Nama
Ada dua pertanyaan besar yang dipikirkan setiap orang: Siapa saya? Mengapa saya hidup? Jawabannya tidak saja akan membentuk masa depan seseorang, tetapi juga apa yang mereka hargai, tingkah laku mereka, dan cara mereka berhubungan dengan sesamanya.
Di Mana Pun Kita Menyembah
Rasa sakit kepala hebat yang tidak tertahankan membuat saya, lagi-lagi, tidak bisa beribadah di gereja. Saya lalu mengikuti ibadah secara daring, sambil menyesali hilangnya kesempatan beribadah bersama jemaat lainnya. Awalnya, saya banyak mengeluh. Kualitas suara dan gambar yang buruk membuat saya terganggu. Namun, kemudian terdengar suara dari video itu menyanyikan himne yang sudah akrab di telinga. Air mata saya mengalir sembari menyanyikan: “Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku; asal Kau ada, yang lain tak perlu. Siang dan malam Engkau kukenang; di hadirat-Mu jiwaku tenang!” (Kidung Jemaat No. 405). Dengan berfokus pada kehadiran Allah yang setia, saya pun menyembah Dia sambil duduk di ruang tamu rumah saya.