Month: Mei 2022

Belajar Melepaskan

Hati manusia menyimpan beribu keinginan dan kerinduan. Apalagi dalam zaman yang penuh aktivitas di media sosial seperti sekarang, kita seakan terjebak dalam kontes persaingan kehidupan yang begitu cepat dan tak pernah lelah.

Berjalan Melewatkan Berkat

Pada tahun 1799, Conrad Reed yang berusia dua belas tahun menemukan batu besar yang berkilau di sungai yang membelah tanah pertanian kecil milik keluarganya di North Carolina. Ia membawa batu itu pulang untuk ditunjukkan kepada ayahnya, seorang petani imigran yang miskin. Karena tidak menyadari batu itu sangat berharga, sang ayah menjadikannya sebagai penahan pintu. Selama bertahun-tahun keluarga tersebut melewatkan saja batu itu.

Selalu Layak untuk Dibagikan

Setelah menjadi orang percaya, saya menyampaikan kabar baik tentang Tuhan Yesus kepada ibu saya. Beliau menolak untuk percaya kepada Yesus, bahkan kemudian mendiamkan saya selama satu tahun. Pengalaman buruk yang dialaminya dengan orang-orang yang mengaku pengikut Tuhan membuatnya tidak mudah percaya. Saya terus mendoakan ibu saya dan berusaha menghubunginya tiap minggu. Roh Kudus menghibur dan terus memelihara hati saya sementara ibu saya masih kukuh pada sikapnya. Ketika akhirnya beliau mau menjawab telepon saya, saya bertekad untuk terus mengasihinya dan membagikan kebenaran Allah kepadanya setiap kali muncul kesempatan. Berbulan-bulan setelah kami berbaikan, beliau berkata saya berubah. Hampir satu tahun setelah itu, ia pun menerima Yesus sebagai Juruselamatnya, dan, karena itu, hubungan kami terjalin semakin erat.

Sambutlah Dr. Matt Lucas

Presiden & CEO Baru Our Daily Bread Ministries

Memahat Duka

Setelah didiagnosis mengidap kanker otak langka yang tidak dapat disembuhkan, Caroline menemukan pengharapan dan tujuan baru melalui pelayanan yang unik: menjadi fotografer yang bekerja secara sukarela untuk memotret anak-anak yang sakit keras dan keluarga mereka. Melalui pelayanan ini, keluarga-keluarga dapat mengabadikan momen-momen berharga bersama anak mereka, baik momen kesedihan maupun “momen penuh kasih dan keindahan yang sering dianggap tidak hadir dalam situasi-situasi memilukan.” Ia mengamati bahwa “dalam momen-momen tersulit, keluarga-keluarga itu . . . memilih untuk mengasihi, walaupun dan justru karena ada pergumulan.”