Mengenakan Kerendahan Hati
Dalam sebuah episode acara televisi Undercover Boss, seorang CEO perusahaan waralaba es krim menyamar dengan mengenakan seragam kasir. Dengan mengenakan wig dan riasan untuk menyamarkan identitasnya, ia berpura-pura menjadi pegawai “baru” di salah satu toko waralabanya. Tujuannya adalah untuk melihat langsung cara kerja dapurnya sekaligus kenyataan yang terjadi di lapangan. Dari pengamatannya tersebut, ia dapat menyelesaikan beberapa masalah yang dihadapi toko tersebut.
Mengendap-endap dengan Dosa
Anjing kami Winston tahu bahwa ia tidak boleh menggigit sepatu. Jadi ia pun menggunakan siasat, yaitu mengendap-endap. Jadi, kalau Winston sudah mengincar sepatu yang tidak bertuan, ia akan berjalan santai mendekati sepatu itu, menyambarnya, lalu terus berjalan. Mengendap-endap. Seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan terus melenggang ke luar jika tidak ada yang memperhatikan. Anak saya yang menyadarinya akan berujar, “Ma, Winston baru saja mengendap-endap dengan sepatu Mama ke luar rumah.”
Melakukan yang Benar
Saya dan istri terkejut menerima sepucuk surat dari “Jason”, seorang narapidana. Kami telah mengasuh anak-anak anjing hingga menjadi anjing terlatih untuk membantu para penyandang disabilitas. Anak anjing yang berhasil lolos akan mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh para narapidana yang telah diajari untuk melatih anjing. Dalam suratnya, Jason mengutarakan penyesalan atas masa lalunya, tetapi ia berkata, ”Snickers adalah anjing ketujuh belas yang pernah saya latih, dan juga yang terbaik. Saat melihat Snickers menatap saya, saya merasa akhirnya saya melakukan sesuatu yang benar.”
Apa Tujuan Hidup Saya?
“Saya merasa begitu tidak berguna,” kata Harold. “Saya sudah duda dan pensiun. Sementara anak-anak sibuk dengan keluarga mereka masing-masing, saya menghabiskan hari demi hari yang sunyi dengan melamun.” Sering ia berkata kepada putrinya, “Ayah sudah tua dan sudah banyak makan asam garam. Tidak ada lagi yang kukejar dalam hidup ini. Allah boleh mengambil nyawaku kapan saja.”
Doa dan Transformasi
Pada tahun 1982, pendeta Christian Führer memulai persekutuan doa setiap hari Senin di Gereja St. Nicholas, Leipzig. Bertahun-tahun lamanya sekelompok orang berkumpul untuk memohon Allah mengaruniakan perdamaian di tengah ancaman kekerasan global dan kekejaman rezim Jerman Timur. Meski pemerintah komunis memberlakukan pengawasan ketat terhadap gereja-gereja, jemaat tadi tidak merasa takut, bahkan ketika persekutuan doa tersebut dibanjiri oleh para peserta sampai ke luar gerbang gereja. Pada tanggal 9 Oktober 1989, tujuh puluh ribu demonstran berkumpul dan berunjuk rasa dengan damai. Enam ribu polisi Jerman Timur sudah bersiap-siap menghadapi provokasi. Namun, demonstrasi tersebut berlangsung dengan damai, dan para sejarawan memandang hari itu sebagai momen bersejarah. Sebulan kemudian, Tembok Berlin pun runtuh. Transformasi masif itu dimulai dengan sebuah persekutuan doa.