Mendobrak Zaman Mengubah Jiwa
Mendobrak Zaman Mengubah Jiwa
Hadiah yang Mustahil
Saya senang sekali menemukan hadiah yang sempurna untuk ulang tahun ibu mertua saya, yaitu gelang dengan batu mulia yang melambangkan bulan kelahirannya! Menemukan hadiah yang tepat untuk seseorang selalu luar biasa menyenangkan. Namun, bagaimana jika hadiah yang dibutuhkan seseorang itu di luar kemampuan kita untuk memberikannya? Banyak dari kita berharap dapat memberikan kedamaian, kelegaan, atau bahkan kesabaran kepada seseorang. Andai saja semua itu dapat dibeli dan diberikan sebagai kado yang indah!
Berserah untuk Percaya
Pada suatu pagi di musim dingin, saya membuka tirai dan melihat pemandangan yang mengejutkan. Dinding kabut. “Kabut beku,” peramal cuaca menyebutnya. Kabut yang menjadi peristiwa langka di lokasi kami ini datang dengan kejutan lebih besar: prakiraan cuaca selanjutnya adalah langit biru dan sinar matahari—“dalam satu jam.” “Mana mungkin,” kata saya kepada suami. “Sekarang pun kita nyaris tidak bisa melihat apa-apa tiga puluh sentimeter di depan.” Akan tetapi, benar saja, kurang dari satu jam kemudian kabut memudar, langit menjadi cerah dan berwarna biru jernih.
Mengenal dan Mengasihi
Dalam artikel “Apakah Putraku Mengenalmu?”, penulis kolom olahraga Jonathan Tjarks menulis tentang perjuangannya melawan kanker stadium akhir dan kerinduannya agar orang lain dapat merawat istri dan putranya yang masih kecil dengan baik. Pria berusia 34 tahun yang percaya kepada Yesus itu menulis artikel tersebut hanya enam bulan sebelum ia berpulang. Ayah Tjarks meninggal dunia ketika ia masih muda. Ia membagikan firman Tuhan yang berbicara tentang pemeliharaan atas para janda dan yatim piatu (Kel. 22:22; Yes. 1:17; Yak. 1:27). Dalam bagian tulisan yang ditujukan kepada teman-temannya, ia menulis, “Ketika aku berjumpa denganmu di surga kelak, hanya satu yang akan kutanyakan—Apakah kau baik kepada putraku dan istriku? . . . Apakah putraku mengenal dirimu?”
Celikkan Mata Hatiku
Pada tahun 2001, seorang bayi prematur bernama Christopher Duffley membuat para dokter terkejut setelah berhasil bertahan hidup. Pada usia lima bulan, ia dimasukkan ke panti asuhan sebelum akhirnya diadopsi oleh bibinya sendiri. Seorang guru menemukan bahwa pada usia empat tahun Christopher dapat bernyanyi dengan nada sempurna meski ia buta dan mengidap autisme. Enam tahun kemudian di gereja, Christopher berdiri di atas panggung dan menyanyikan lagu “Open the Eyes of My Heart” (Celikkan Mata Hatiku). Videonya ditonton oleh jutaan orang. Pada tahun 2020, ia menyatakan keinginannya untuk menjadi duta penyandang disabilitas. Ia terus membuktikan bahwa segalanya selalu mungkin ketika mata hatinya terbuka terhadap rencana Allah.
Putri Saya Ingin Mengakhiri Hidup
Bagaimana jika putri kita ingin menghakhiri hidupnya? Apa yang dapat kita lakukan?