Mencabut Ilalang Kekhawatiran
Setelah menanam beberapa benih dalam sebuah pot di halaman belakang rumah, saya menunggu-nunggu untuk melihat hasilnya. Karena membaca bahwa benih-benih tersebut akan bertunas dalam 10 hingga 14 hari, saya jadi sering memeriksa keadaan saat menyirami tanahnya. Tak lama kemudian, saya melihat beberapa daun berwarna hijau menyembul dari tanah. Namun, kegembiraan saya langsung buyar ketika suami saya memberi tahu bahwa itu hanya ilalang. Ia mendorong saya untuk segera mencabut ilalang itu agar tidak mengimpit tanaman saya.
Aku Mau Percaya, tetapi...
Apakah menjadi seorang Kristen berarti harus meninggalkan tradisi dan budaya keluarga?
Hari Gini Masih Otoriter dengan Anak?
Bagaimana sebaiknya orangtua Kristen dapat mendidik anak mereka?
Melayani Bersama di dalam Yesus
Ketika tiga orang pria terdampar di sebuah pulau di Mikronesia, suatu regu penyelamat bekerja keras bersama-sama untuk menolong mereka. Kerja sama tim sungguh diperlukan karena krisis kesehatan yang meluas mengharuskan mereka membatasi kontak di antara mereka. Pilot yang pertama kali melihat orang-orang yang terdampar itu menghubungi sebuah kapal Angkatan Laut Australia yang terdekat dari sana. Kapal tersebut lalu mengirimkan dua helikopter yang menyediakan makanan, air, dan perawatan medis. Kemudian, para petugas Penjaga Pantai AS tiba untuk memeriksa keadaan orang-orang tersebut dan mengantarkan sebuah radio. Akhirnya, sebuah kapal patroli Mikronesia mengantar mereka sampai ke tempat tujuan.
Allah adalah Penolongku
Teman saya, Raleigh, masih bersemangat menjalani hidupnya yang hampir menjelang usia 85 tahun! Ia telah menjadi sumber insipirasi sejak pertama kali saya bercakap-cakap dengannya lebih dari 35 tahun yang lalu. Karena itu saya tergugah, tetapi tidak heran, ketika baru-baru ini Raleigh bercerita bahwa sejak pensiun, ia sudah menyelesaikan sebuah naskah buku dan memulai inisiatif untuk pelayanan yang baru.
Berbeda tetapi Satu di dalam Kristus
Dalam esai berjudul “Service and the Spectrum” (Pelayanan dan Spektrum [Autisme]), Profesor Daniel Bowman Jr. menulis tentang kesulitan yang dihadapinya sebagai penyandang autisme saat memutuskan untuk melayani di gerejanya. Ia menjelaskan, “Seorang autis harus mengerahkan usaha yang berbeda dan baru setiap kali, dengan mempertimbangkan: . . . kapasitas mental, emosional, dan fisik . . .; kebutuhan untuk menyendiri atau memulihkan kekuatan; masukan sensorik dan tingkat kenyamanan . . .; waktu dalam satu hari; apakah kemampuan kami dihargai dan kebutuhan kami diakomodasi, daripada tidak dihiraukan karena dianggap berkekurangan; dan masih banyak hal lain.” Bowman berkata bahwa, bagi banyak orang, keputusan seperti itu akan “membuat mereka menyesuaikan kapasitas dan waktu mereka, tetapi takkan menyebabkan mereka undur. Sebaliknya, semua pertimbangan tadi justru bisa melumpuhkan saya.”