Month: September 2024

Jatuh Bangun Kehidupan

Facebook memunculkan sebuah kenangan berupa foto putri saya yang berusia lima tahun saat menang dalam permainan Ular Tangga yang seru. Saya menandai saudara-saudara saya dalam postingan tersebut karena kami sendiri sering bermain Ular Tangga sewaktu kanak-kanak dulu. Permainan yang telah dimainkan berabad-abad itu membantu orang belajar berhitung dan menyajikan keseruan dari usaha menaiki tangga-tangga supaya menang dengan tiba paling cepat di kotak nomor 100. Namun, jangan lengah! Jika Anda mendarat di kotak nomor 98, Anda akan meluncur jauh ke bawah sepanjang badan ular, sehingga terhadang—bahkan gagal—untuk meraih kemenangan.

Keadilan dan Kasih Karunia Allah

John Martin (1789–1854), pelukis era Romantik asal Inggris, terkenal dengan lukisan pemandangan apokaliptik yang menggambarkan kehancuran peradaban manusia. Dalam adegan-adegan fantastis tersebut, manusia terlihat tidak sanggup menanggulangi hebatnya bencana yang terjadi dan begitu tak berdaya menghadapi kehancuran mereka. Salah satu lukisannya, The Fall of Nineveh (Kejatuhan Niniwe), menggambarkan orang-orang yang berusaha melarikan diri dari kehancuran berupa ombak yang menggunung di bawah awan gelap yang menggulung.

Ya Tuhan, Mengapa Engkau Membawa Anakku Pergi?

Seorang ibu mengenang hari saat dia kehilangan putranya, dan bagaimana dia berupaya melanjutkan hidup.

Menemukan Sukacita dengan Bijaksana

Pandemi sedang berada di atas angin. Begitulah yang dilihat Jason Persoff, seorang dokter IGD di sebuah rumah sakit besar yang khusus merawat para penderita Covid. Bagaimana ia dapat terus memberikan yang terbaik dari dirinya? Ia lalu memutuskan untuk bersantai di waktu luangnya dengan memotret kepingan-kepingan salju yang sangat kecil dari jarak sangat dekat. “Kedengarannya aneh,” kata dr. Persoff, tetapi menemukan sukacita dalam sesuatu yang kecil tetapi indah menjadi “kesempatan untuk bersekutu dengan Sang Pencipta dan juga melihat dunia dengan cara yang tidak disadari oleh banyak orang.”

Kasih Allah yang Sabar

Saat saya mengelus-elus perut Mystique, kucing hutan Nowergian kami yang cantik dan berbulu lebat, dan bermain dengannya, atau ketika ia tertidur di pangkuan saya pada malam hari, terkadang sulit dipercaya bahwa itu kucing yang kami temukan bertahun-tahun lalu. Dulu Mystique adalah kucing jalanan yang kurus dan takut pada semua orang. Namun, keadaan perlahan berubah saat saya mulai memberinya makan setiap hari. Suatu hari Mystique akhirnya membiarkan saya mengelusnya, dan sejak saat itu ia menjadi bagian dari rumah kami.