
Benar-Benar Mempercayai Allah
Seekor kucing liar mengeong sedih, sehingga saya pun menghentikan langkah saya. Saya baru saja berjalan melewati setumpuk makanan yang dibuang dengan sembarangan di tanah. Wow, Allah telah menyediakan makanan untuk kucing yang kelaparan ini, pikir saya. Makanan itu tersembunyi di balik sebuah pilar, jadi saya mencoba memancing kucing yang kurus kering itu ke sana. Kucing itu bergerak ke arah saya seakan percaya penuh—tetapi ia kemudian berhenti dan menolak untuk mengikuti saya lebih jauh. Saya ingin bertanya, Mengapa kamu tidak mempercayai arahan saya? Ada banyak makanan yang menantimu, nih!

Tanpa atau Penuh Pengharapan
Setiap musim gugur, tanaman seperti ragweed (sejenis rumput liar) menimbulkan iritasi sinus pada anak saya. Suatu malam, gejalanya begitu parah sehingga saya memutuskan untuk membawanya ke dokter. Keluarga kami baru saja pulih dari masalah kesehatan yang serius selama berbulan-bulan, dan saya sangat berkecil hati sampai-sampai saya tidak ingin berdoa. Namun, suami saya menemukan secercah pengharapan di dalam semua yang telah kami lalui dengan pertolongan Allah. Ia pun berdoa memohon petunjuk. Tak lama kemudian, dengan bantuan obat-obatan, kondisi anak kami membaik.

Tirulah Aku
Saat sang ayah melemparkan tali pancing ke danau, Thomas yang berusia dua tahun meniru tindakan ayahnya dengan pancing mainannya sendiri. Kemudian, saat berdiri di tepian danau yang dangkal, Thomas juga mencoba meniru gaya ayahnya yang melemparkan ikan kembali ke air dengan mencelupkan pancingnya di dalam air dan “menangkap” rumput liar. Setiap kali selesai “menangkap”, Thomas mengangkat rumput liar untuk dikagumi oleh ayahnya sebelum melepaskannya kembali ke danau.

Kasih Allah Tidak Berkesudahan
Ketika sang ayah yang sakit dan lanjut usia pindah untuk tinggal bersamanya, Josie sempat merasa kewalahan dengan kebutuhan perawatannya sehari-hari. Obat-obatan yang harus dibelinya sangatlah mahal. Selain itu, tanggung jawab perawatan dan hikmat yang diperlukan untuk mengambil berbagai keputusan terkait kondisi kesehatan ayahnya yang makin memburuk, ditambah pekerjaannya yang utama, membuatnya sangat kelelahan. Ia pun bertanya, “Bagaimana aku bisa terus menerima dan membagikan kekuatan, bantuan praktis, hikmat, dan kasih?”
