Category  |  Santapan Rohani

Janji Allah setelah Bencana

Saat Badai Laura mengamuk melintasi Teluk Meksiko dan berarak menuju pantai Louisiana di Amerika Serikat, pihak berwenang memberikan peringatan yang sangat serius. Ketika kecepatan angin tercatat mencapai 241 km per jam, seorang petugas mengeluarkan pesan yang cukup menggetarkan: “Harap mengungsi. Namun, jika Anda memilih untuk tetap bertahan dan kami tidak dapat menjangkau Anda, tulislah nama, alamat, nomor jaminan sosial, dan data kerabat terdekat Anda, lalu masukkan semua itu ke dalam plastik klip ziplock di saku Anda. Berdoalah agar jangan sampai hal itu terjadi pada Anda.” Regu penyelamat tahu bahwa begitu Badai Laura mencapai daratan, mereka hanya bisa menyaksikan badai itu melewati jalurnya dan tidak lagi berdaya melakukan apa-apa.

Kisah Yesus

Kebanyakan orang mungkin belum pernah mendengar tentang Kate Hankey, seorang wanita yang luar biasa. Sebagai guru, penginjil, pengelola sekolah, misionaris, dan penyair, ia dengan setia melayani Yesus di Inggris pada abad ke-19. Pada tahun 1867, Kate terjangkit penyakit serius. Selama masa pemulihannya, ia menulis sebuah puisi panjang yang terbagi ke dalam dua bagian: “The Story Wanted” (Kisah yang Diinginkan) dan “The Story Told” (Kisah yang Diceritakan). Kedua puisi tersebut mengungkapkan dengan sangat intim hubungan dirinya dengan Yesus dan peristiwa-peristiwa dalam hidup-Nya.

Tangan Allah

Saat Inggris mulai diserang musuh pada perang tahun 1939, Raja George VI mendorong warga Kerajaan Inggris dan negara-negara Persemakmuran untuk terus mempercayai Allah. Dalam pesan Natal yang disiarkan melalui radio, sang raja mengutip sepenggal puisi favorit ibundanya dan berkata: “Pergilah ke dalam kegelapan, dan letakkan tanganmu dalam Tangan Allah. / Tangan itu lebih baik daripada cahaya, lebih aman daripada jalan yang sudah engkau kenal.” Sang raja tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun yang baru, tetapi ia percaya Allah akan “menuntun dan menopang” mereka di hari-hari mendatang yang penuh dengan kecemasan.

Mengapa Aku, Tuhan?

Sudah lebih dari setahun, Jim berjuang melawan penyakit saraf motorik. Kondisi saraf-saraf pada ototnya terus merosot, sehingga otot-ototnya melemah. Ia sudah kehilangan keterampilan motorik halusnya dan kemampuan mengendalikan anggota tubuhnya semakin surut. Ia tidak dapat lagi mengancing baju atau mengikat tali sepatu, dan mustahil baginya untuk memakai sumpit. Jim bergumul dengan kondisinya, dan bertanya, Mengapa Allah membiarkan hal ini terjadi? Mengapa aku, Tuhan?

Membangun Sesuatu yang Bertahan

Ketika saya masih kecil, keluarga kami tinggal di dekat sejumlah lokasi pembangunan di Ohio. Terinspirasi oleh kegiatan-kegiatan yang kami lihat di sana, saya dan teman-teman mengumpulkan sisa-sisa bahan bangunan dan menggunakannya untuk membangun sebuah benteng. Dengan meminjam perkakas milik orangtua kami, kami mengangkut kayu-kayu dan menghabiskan berhari-hari membuat benteng dengan bahan-bahan yang ada. Kegiatan itu menyenangkan, tetapi hasil upaya kami tidak sebanding dengan bangunan kokoh yang berdiri di sekitar kami. Apa yang kami bangun tidak bertahan lama.

Melangkah dalam Iman

John sempat sangat terpukul saat kehilangan pekerjaannya. Dengan usia yang tak lagi muda, ia tahu akan sulit baginya untuk mengerjakan sesuatu yang baru. Ia pun berdoa kepada Allah meminta pekerjaan yang tepat baginya. Ia juga berusaha memperbarui resume pekerjaannya, membaca tips wawancara, dan menelepon banyak pihak. Setelah berminggu-minggu melamar, akhirnya ia diterima dalam posisi baru dengan jadwal kerja yang nyaman dan tempat kerja yang mudah dijangkau. Pemeliharaan Allah dan ketaatan iman John berpadu sempurna mendatangkan hasil tersebut.

Perbuatan Kasih

Dalam novel About Grace, seorang tokoh bernama David Winkler berharap dapat menemukan sang putri yang terasing darinya, dan hanya Herman Sheeler yang bisa menolongnya. Namun, itu tidak mudah. Putri David sebenarnya adalah buah perselingkuhan antara David dan istri Herman, dan Herman telah memperingatkan David agar tidak menghubungi mereka lagi.

Bertatap Muka dengan Allah

Tahun 2022 terasa sangat istimewa bagi saya dan istri. Pada tahun itu cucu kami, Sophia Ashley, dilahirkan—satu-satunya perempuan dari delapan cucu kami. Kami tidak bisa menyembunyikan kegembiraan kami! Saat anak laki-laki kami menghubungi kami melalui panggilan video, kegembiraan kami semakin meluap. Meski tidak seruangan dengan istri saya, saya bisa mendengar pekik riangnya, tanda bahwa ia sempat melihat Sophia lewat video. Sungguh luar biasa, bagaimana sekarang kita dapat berjumpa dengan orang-orang yang kita kasihi cukup dengan satu panggilan video atau satu klik saja.

Menyambut Bayi Yesus

Rasanya lama sekali kami menantikan waktunya tetangga kami melahirkan anak pertamanya. Ketika akhirnya pasangan itu mengumumkan kelahiran putri mereka, kami ikut bersukacita dan meneruskan kabar tersebut melalui pesan pendek kepada teman-teman lain yang mungkin belum mengetahuinya.