Hati yang Bertobat
Seorang kawan telah melanggar janji pernikahannya. Sungguh menyakitkan melihat ia menghancurkan keluarganya. Saat berusaha berdamai kembali dengan istrinya, ia meminta nasihat saya. Saya menasihatinya untuk tidak hanya sekadar memberikan kata-kata, melainkan ia perlu bersikap proaktif dalam mencintai istrinya dan menyingkirkan pola dosa apa pun.
Letakkan di Piring Allah
Bertahun-tahun lamanya seorang ibu berdoa sambil membantu putrinya yang telah dewasa menjalani pengobatan dan konseling terbaik yang bisa diterimanya. Kondisi kesehatan sang putri yang naik-turun secara ekstrem senantiasa membebani hati ibunya hari lepas hari. Karena sering merasa energinya terkuras oleh kesedihan hatinya, sang ibu menyadari bahwa ia juga harus merawat dirinya. Seorang kawan menyarankan agar ia menuliskan segala kekhawatirannya dan hal-hal yang tidak dapat ia kendalikan ke dalam kertas-kertas kecil, lalu meletakkan semuanya itu di sebuah “piring Allah” di samping tempat tidurnya. Praktik sederhana ini memang tidak melenyapkan seluruh stres yang dihadapinya, tetapi melihat piring itu mengingatkan sang ibu bahwa semua kekhawatirannya ada di tangan Allah, bukan di tangannya.
Tujuan Hidup dalam Lima Kata
James Innell Packer, atau yang lebih dikenal sebagai J. I. Packer, meninggal dunia pada tahun 2020, hanya lima hari sebelum ulang tahunnya yang ke-94. Knowing God, buku yang paling terkenal dari teolog dan penulis itu telah terjual lebih dari 1,5 juta jilid sejak penerbitannya. Packer memperjuangkan otoritas Alkitab dan pemuridan, serta mendorong orang percaya di mana saja untuk sungguh-sungguh hidup dalam Tuhan. Menjelang akhir hidupnya, saat ditanya apa pesan terakhirnya bagi gereja, Packer menyebutkan satu kalimat yang terdiri dari lima kata: “Muliakan Kristus dalam segala hal.”
Dampak Kita pada Orang Lain
Ketika Dr. Lee, dosen seminari saya, menyadari bahwa Benjie, penjaga sekolah kami, akan terlambat bergabung dalam acara makan siang bersama, beliau diam-diam menyisihkan sepiring makanan untuknya. Saat saya dan teman-teman sekelas sedang asyik mengobrol, Dr. Lee juga diam-diam menyisihkan irisan kue beras terakhir untuk Benjie dan menambahkan taburan kelapa parut yang lezat di atasnya. Perbuatan itu hanyalah satu dari banyak perbuatan baik lainnya dari sang teolog terkemuka—dan saya memandang semua itu sebagai dampak dari kesetiaan Dr. Lee kepada Allah. Hingga 20 tahun kemudian, kesan mendalam yang saya terima dari beliau masih terekam kuat di benak saya.
Kamar Gelap di Hutan
Pihak militer tidak memberi kesempatan kepada Tony Vaccaro untuk menjadi fotografer mereka, tetapi itu tidak menghentikannya. Ia tetap mengambil foto di tengah momen-momen pertempuran yang mengerikan sambil menghindari peluru artileri yang menghujaninya dari balik pepohonan. Saat teman-temannya tidur, ia menggunakan helm mereka sebagai wadah mencampur bahan kimia untuk mencetak foto-fotonya. Hutan di malam hari itu menjadi kamar gelap tempat Vaccaro mengabadikan pertempuran di Hutan Hürtgen pada masa Perang Dunia II.
Surga Bernyanyi
Sukacita terdengar jelas dari nada-nada yang dinaikkan oleh paduan suara sebuah SMA yang menyanyikan lagu asal Argentina “El Cielo Canta Alegría.” Saya menikmati penampilan mereka, meski tidak mengerti liriknya yang berbahasa Spanyol. Namun, tak lama kemudian saya mengenali sebuah kata yang akrab di telinga ketika paduan suara itu berseru dengan penuh sukacita, “Aleluya!” Kata “Aleluya” yang diserukan berulang-ulang itu adalah ungkapan pujian kepada Allah yang terdengar mirip dalam sebagian besar bahasa di dunia. Karena penasaran dengan latar belakang lagu tersebut, sepulang dari konser itu saya pun mencari informasi di Internet dan menemukan bahwa terjemahan dari judul lagu tersebut adalah “Heaven Is Singing for Joy” (Surga Bernyanyi dengan Sukacita).
Saling Membantu
Ketika tim bola basket Universitas Fairleigh Dickinson (FDU) bermain di suatu turnamen antarperguruan tinggi, para penggemar di tribun menyoraki tim yang tidak diunggulkan tersebut. Tim FDU diperkirakan tidak akan lolos dari babak pertama, tetapi ternyata mereka berhasil. Lalu mereka mendengar lagu mars kampus mereka menggelegar dari tribun, padahal mereka tidak membawa band sama sekali. Rupanya band Universitas Dayton telah mempelajari lagu mars FDU beberapa menit sebelum pertandingan. Meski bisa saja memainkan lagu-lagu yang sudah dikenal, band itu memilih mempelajari lagu mars tadi untuk menyemangati tim FDU dan juga sebuah tim lain.
Lebih dari Keluarga
Jon dilantik sebagai guru besar di sebuah perguruan tinggi bergengsi. Kakak laki-lakinya, David, merasa senang, tetapi seperti saudara laki-laki kebanyakan, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggoda Jon. David mengingatkan Jon bagaimana ia pernah bergulat dan mengalahkan si adik sewaktu mereka masih kecil. Jon sudah mencapai banyak keberhasilan dalam hidup, tetapi ia akan selalu menjadi adik laki-laki David.
Bersalah dan Dibebaskan
“Aku tidak melakukannya!” Saya berbohong, dan hampir berhasil, sampai Allah menghentikan saya. Ketika masih di SMP, saya dan beberapa teman pernah melontari band sekolah kami dari belakang dengan gumpalan-gumpalan kertas di tengah pertunjukan mereka. Kepala sekolah kami adalah seorang mantan marinir yang terkenal sangat disiplin, dan saya sangat takut kepadanya. Jadi, ketika teman-teman menyebut nama saya, saya pun berbohong. Saya juga berbohong kepada ayah saya.