Pemberian dalam Kasih
Pada hari pernikahannya, Gwendolyn Stulgis mengenakan gaun pengantin impiannya. Kemudian, ia memberikan gaun itu kepada orang lain—seseorang yang tidak dikenalnya. Stulgis yakin gaun pengantinnya akan lebih berguna jika dipakai daripada hanya disimpan sampai berdebu di dalam lemari. Ternyata banyak pengantin perempuan lain yang sepakat dengannya. Saat ini, banyak wanita terhubung dengan Stulgis di media sosial untuk mendonasikan dan menerima gaun pengantin. Salah seorang donatur berkata, “Saya berharap gaun ini akan diwariskan dari satu pengantin ke pengantin lainnya, sampai akhirnya usang dan compang-camping karena dipakai begitu banyak orang yang merayakan pernikahan mereka.”
Persahabatan Erat di dalam Tuhan
Di kapel Christ’s College, Cambridge, Inggris, terdapat sebuah monumen yang didedikasikan untuk dua orang dokter yang hidup di abad ke-17, John Finch dan Thomas Baines. Dikenal sebagai “dua sahabat yang tak terpisahkan”, Finch dan Baines berkolaborasi melakukan penelitian medis dan menempuh perjalanan diplomatik bersama-sama. Ketika Baines meninggal dunia pada tahun 1680, Finch meratapi “kesatuan jiwa mereka yang tak terpatahkan”, yang telah terjalin selama tiga puluh enam tahun. Persahabatan mereka sarat dengan kasih sayang, kesetiaan, dan komitmen.
Kerendahan Hati yang Terbesar
Sehabis pertandingan, seorang bintang basket perguruan tinggi tetap tinggal untuk membantu para pekerja mengumpulkan sampah gelas dan bungkus makanan. Ketika seorang penggemar mengunggah video aksinya, rekaman itu pun ditonton oleh lebih dari delapan puluh ribu orang. Ada yang berkomentar, “[Pemuda itu] salah satu pria paling rendah hati yang pernah saya temui.” Sebenarnya mudah saja bagi pemain basket itu untuk pergi bersama rekan-rekannya dan merayakan kemenangan mereka. Namun, dengan sukarela ia memberikan waktunya untuk melakukan sesuatu yang sering kali terabaikan.
Berserah Penuh kepada Kristus
Pada tahun 1920, John Sung, anak keenam seorang pendeta Tionghoa, menerima beasiswa untuk belajar di sebuah universitas di Amerika Serikat. Ia lulus dengan nilai tertinggi, menyelesaikan program master, bahkan meraih gelar PhD. Akan tetapi, dalam usahanya mengejar ilmu, ia telah menjauh dari Allah. Kemudian, suatu malam di tahun 1927, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan merasa terpanggil untuk menjadi pengkhotbah.
Yesus Raja Kita
Saat mengebor minyak di salah satu negara terpanas dan terkering di dunia, sekelompok pekerja terkejut menemukan suatu sistem air bawah tanah yang sangat besar. Pada tahun 1983, sebuah proyek “sungai besar buatan manusia” pun dimulai, dengan pemasangan jaringan pipa untuk mengalirkan air tawar berkualitas tinggi ke kota-kota yang sangat membutuhkannya. Sebuah plakat yang dipasang di dekat proyek tersebut berbunyi, “Dari sinilah mengalir urat nadi kehidupan.”
Berbagi Tanda Kepedulian
Setiap pagi, pendeta muda itu berdoa meminta Allah memakai dirinya untuk memberkati seseorang hari itu. Sering kali, situasi yang dimintanya itu muncul dan hatinya pun senang. Suatu hari, saat beristirahat dari pekerjaan sambilannya, ia duduk di bawah sinar matahari bersama seorang rekan kerja yang bertanya kepadanya tentang Yesus. Pendeta itu pun menjawab pertanyaan rekan kerja itu apa adanya. Tidak ada khotbah. Tidak ada perdebatan. Ia berkata bahwa Roh Kudus membimbingnya untuk berbicara santai dengan cara yang terasa efektif tetapi penuh kasih. Ia juga mendapat teman baru—seseorang yang haus untuk belajar lebih banyak tentang Allah.
Kasih Karunia dari Allah
Saat memeriksa setumpuk makalah para mahasiswa di kelas penulisan yang saya asuh, saya terkesan dengan salah satu makalah. Makalah itu ditulis dengan sangat baik! Namun, saya segera menyadari bahwa tulisan yang terlalu bagus itu justru mencurigakan. Setelah menyelidikinya, saya menemukan bahwa isi makalah itu ternyata menjiplak sebuah artikel daring.
Perkataan yang Menyejukkan
Saat sedang berada di dapur, putri saya berseru, “Mama, ada lalat di botol madu!” Saya menyahutinya dengan ungkapan terkenal, “Lebih mudah menangkap lalat dengan madu daripada cuka.” Meski itulah pertama kalinya saya (secara tidak sengaja) menangkap seekor lalat dengan madu, saya mengutip pepatah modern tersebut karena hikmat yang terkandung di dalamnya: permintaan yang disampaikan dengan baik akan lebih meyakinkan orang lain dibandingkan dengan sikap yang sengit.
Tidak Ada Lagi Prasangka
Bertahun-tahun yang lalu, Julie Landsman mengikuti audisi untuk posisi peniup utama sebagai trompet Prancis bagi Metropolitan Opera Orchestra, New York. Opera itu mengadakan audisi di balik layar untuk menghindari prasangka dari para juri. Landsman mengikuti audisi dengan baik dan berhasil memenangi kompetisi itu. Namun, ketika ia keluar dari balik layar, beberapa anggota dewan juri yang semuanya pria segera memunggunginya dan berjalan ke belakang ruangan. Tampaknya, bukan Landsman yang mereka cari.