Category  |  Santapan Rohani

Berharga di Mata Allah

Selama bertahun-tahun, sebuah lukisan tergantung di dinding sebuah rumah, terabaikan dan nyaris tak diperhatikan. Hingga suatu hari, lukisan itu terjatuh. Ketika dibawa untuk diperbaiki, sang pemugar lukisan menemukan fakta yang mengejutkan: lukisan itu adalah mahakarya Rembrandt yang telah lama hilang, The Adoration of the Magi (Penghormatan Para Majus). Selama ini, orang mengira hanya salinannya yang masih ada. Namun ternyata, yang tergantung diam selama ini adalah karya asli. Nilainya pun melonjak seketika menjadi ratusan juta dolar.

Siapakah Sesamaku Manusia?

Dari ranjang rumah sakitnya, wajah Marie Coble berseri-seri menyambut kedatangan seorang kurir yang telah menyelamatkan nyawanya. Marie sempat terjatuh di jalan masuk rumahnya, kepalanya terbentur, hingga mengalami pendarahan otak. Raheem Cooper, si kurir yang menyaksikan kejadian itu, segera memberikan pertolongan dan menelepon petugas medis. Atas undangan keluarga, Raheem sering menjenguk Marie sambil membawa camilan manis untuk mendukung proses pemulihannya.

Mengenali dan Mengasihi Sesama

Hippokrates (±460–375 SM) memisahkan ilmu kedokteran dari takhayul, dan menjadikannya sebagai disiplin yang ilmiah dan dapat diteliti. Namun, ia tetap menekankan sisi manusiawi dalam pengobatan. Ia berkata, “Jauh lebih penting mengetahui orang seperti apa yang menderita penyakit itu, daripada penyakit apa yang diderita orang itu.”

Kotak Jus yang Kosong

Ketika saya memimpin pelayanan bagi para ibu dari anak-anak balita, kami mencari sebuah gambaran yang dapat mewakili beratnya tugas para ibu sehari-hari: mengganti popok, membersihkan ingus, membereskan mainan. Lalu kami menemukannya dalam sebuah kotak jus yang sudah kosong dan penyok. Demikianlah perasaan para ibu: terkuras dan hampa. Pelayanan kami hadir untuk menolong mereka berjumpa dengan Yesus, Sumber air hidup yang sanggup memenuhi kembali semangat mereka.

Sukacita dan Kekuatan dalam Allah

Di Museum New Orleans, di antara karya-karya warna-warni dari botol plastik bekas yang dipotong menyerupai bulu dan kap lampu, seorang pemandu wisata menjelaskan alasan penggunaan bahan tersebut. Ia berkata, “Bagi sebuah kota yang telah mengalami banyak masalah, kami belajar untuk menciptakan kebahagiaan dan keindahan dari apa yang kami miliki. Kami tidak hanya berfokus pada masa-masa sulit; kami merayakan ketangguhan.”