
Menantikan Allah
Ketika sebuah negara dilanda perang saudara, pihak berwenang merekrut seorang pria untuk masuk dalam wajib militer. Namun, orang itu menolak dan berkata: “Saya tidak ingin ikut serta dalam menghancurkan [negara saya].” Ia pun memutuskan untuk meninggalkan negaranya. Meski demikian, karena tidak memiliki visa, ia pun terjebak di bandara negara lain. Selama berbulan-bulan, staf bandara memberinya makanan, dan ribuan orang tekun mengikuti cuitannya di media sosial tentang pengalamannya berkeliling dari terminal ke terminal, merajut syal, sambil terus menggantungkan harapannya. Mendengar penderitaannya yang tak kunjung usai, sebuah komunitas di Kanada menggalang dana dan mencarikannya pekerjaan serta tempat tinggal.

Kebaikan bagi yang Menderita
Pada bulan Agustus 2023, salah satu kebakaran hutan paling mematikan dalam sejarah AS menghancurkan kota Lahaina, Hawaii, dengan korban meninggal dunia 99 orang dan memusnahkan lebih dari 2.000 bangunan. Saat warga masih berduka akibat kehancuran tersebut, mereka merasakan trauma baru ketika sekumpulan orang menjarah bangunan-bangunan yang ada, dan para makelar yang serakah mencoba mengambil alih tanah di sana.
![Rahmat [Allah] yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. (1 Petrus 1:3) Rahmat [Allah] yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. (1 Petrus 1:3)](https://da4kwgmu3ugvs.cloudfront.net/wp-content/uploads/sites/60/2025/10/20101444/SOCIAL-POST_20251112-940x1175.jpg)
Tidak Sekadar Impian
Semasa saya remaja, pada tiap musim gugur, nenek saya akan membawa katalog Natal dari toserba JCPenney. Dengan gembira, saya langsung mengambilnya dan menikmati foto-foto yang mengagumkan di dalamnya.

Kenangan Lama yang Membekas
Awal musim dingin tahun 1941. Ibadah Minggu baru saja berakhir. Ayah saya dan saudara-saudaranya berjalan kaki pulang ke rumah, sementara ayah mereka masih berada di gereja. Namun kemudian, ketika berjalan menapaki bukit bersalju menuju rumahnya, beliau terlihat sedang menangis. Ia baru saja mendengar kabar bahwa Pearl Harbor telah dibom. Semua putranya, termasuk ayah saya, akan dipanggil negara untuk berperang. Ayah saya selalu mengenang kejadian itu dengan sangat jelas.
