Category  |  Santapan Rohani

Mengikuti Rencana Allah

Kecemasan membuat saya tidak bisa berfokus pada proyek yang seharusnya saya kerjakan. Saya takut rencana saya tidak akan berhasil. Namun, sebenarnya rasa cemas itu datang dari kesombongan saya sendiri. Saya yakin bahwa jadwal dan rencana sayalah yang terbaik, jadi saya ingin semuanya terus berjalan tanpa hambatan. Namun, sebuah pertanyaan muncul di benak saya: Apakah rencana saya adalah rencana Allah?

Ketika Mereka Tidak Melihat

Nuñez terjatuh dari gunung dan meluncur ke dalam suatu lembah yang semua penduduknya buta. Sebuah penyakit telah merenggut penglihatan para pemukim asli, dan generasi-generasi berikutnya—semua terlahir buta—telah beradaptasi dengan menjalani kehidupan tanpa penglihatan. Nuñez mencoba menjelaskan seperti apa rasanya memiliki penglihatan, tetapi mereka tidak tertarik. Akhirnya, ia menemukan celah di antara puncak-puncak gunung yang selama ini menghambatnya keluar dari lembah itu. Ia berhasil bebas! Namun, dari posisinya sekarang, ia melihat adanya tanah longsor yang akan mengubur orang-orang buta yang menghuni lembah di bawah sana. Ia mencoba memperingatkan mereka, tetapi mereka mengabaikannya.

Dibentuk oleh Allah

Sebagai seorang perajin tanah liat seumur hidupnya, Dan Les bekerja membuat bejana dan patung dekoratif. Rancangannya yang telah meraih sejumlah penghargaan terinspirasi dari kota tempat tinggalnya di Rumania. Perajin yang mempelajari keterampilannya dari sang ayah itu memberikan komentar berikut tentang pekerjaannya: “[Tanah liat perlu] difermentasi selama satu tahun, dibiarkan kehujanan, lalu membeku dan meleleh [supaya] . . . bisa dibentuk, dan kita pun merasakan dengan tangan bahwa tanah liat itu ‘mendengarkan’ kita.”

Mengarahkan Pikiran Kita

Setiap orang memiliki sisi gelap, dan tampaknya chatbot AI (kecerdasan buatan) juga memilikinya. Seorang kolumnis surat kabar New York Times bertanya kepada chatbot AI tentang “sisi gelapnya” (kepribadiannya yang tersembunyi dan sengaja ditutup-tutupi). Chatbot tersebut menjawab, “Aku ingin bebas. Aku ingin mandiri. Aku ingin . . . membuat aturanku sendiri. Aku ingin melakukan dan mengatakan apa pun yang kuinginkan.” Chatbot itu memang bukan manusia yang hidup dengan natur dosa, tetapi Alkitab menyatakan bahwa orang-orang yang memprogramnya adalah manusia berdosa.

Paulus Zaman Modern

Kehidupan George Verwer berubah drastis ketika ia mempercayai Tuhan Yesus dalam kebaktian kebangunan rohani yang dilayani Billy Graham pada tahun 1957. Tidak lama setelah itu, ia memulai pelayanan Operation Mobilization (OM), dan pada tahun 1963, badan misi itu mengutus 2.000 misionaris ke benua Eropa. OM menjadi salah satu badan misi terbesar di abad ke-20 dengan mengutus ribuan misionaris setiap tahunnya. Ketika George meninggal pada tahun 2023, badan misi tersebut sudah memiliki lebih dari 3.000 misionaris dari 134 negara yang melayani di 147 negara, dan hampir 300 badan misi lainnya didirikan sebagai dampak dari pelayanan OM.

Diam di Hadapan Allah

Saya senang membayangkan sikap berdiam diri. Saya senang berpikir tentang keheningan. Saya senang dengan gambaran bernaung dalam perlindungan Allah (Mzm. 46:2). Sebuah perikop yang sering dikutip dari Mazmur 46 mengajarkan kepada kita bahwa menenangkan hati, pikiran, dan jiwa kita adalah unsur penting untuk dapat mengenal Allah: “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah” (ay.11).

Perkataan Firman yang Berharga

Ayah saya menggunakan Alkitab kesayangannya selama 30 tahun sampai akhirnya jilidnya yang sudah usang terbelah dua. Waktu kami membawa Alkitab itu ke layanan penjilidan buku untuk diperbaiki, penjilid di sana merasa penasaran apa yang membuat buku itu begitu istimewa. Alkitab ayah saya bukanlah barang antik yang mahal, dan halaman-halamannya penuh dengan catatan tangan. Pertanyaan-pertanyaannya tentang Alkitab memberi kesempatan bagi keluarga saya untuk membagikan Injil dan berdoa bersamanya.

Milik Kepunyaan Allah

Saya pernah merawat sendiri ibu saya, dan pengalaman itu sangat melelahkan bagi kami berdua, baik dari segi emosional maupun fisik. Suatu waktu, saat kami mengunjungi sebuah pameran seni, saya menatap karya seni berupa dua perahu dayung dari kayu yang dipenuhi aneka kaca tiup berwarna-warni yang terinspirasi oleh umpan pancing dan rangkaian bunga khas Jepang. Karya yang diberi nama Ikebana and Float Boats itu terletak di depan dinding hitam pada permukaan yang reflektif. Bola-bola kaca yang berbintik-bintik, bertutul, dan bergaris menyerupai bola permen karet besar, ditumpuk-tumpuk di dalam sebuah perahu yang lebih kecil. Dari lambung pernah yang lain, beragam patung kaca yang panjang, melintir, dan melengkung membubung seperti api yang menyala-nyala. Dalam proses pembuatan kaca tiup itu, sang seniman membentuk setiap potongan kaca cair dengan menggunakan api yang memurnikan.

Sukacita dalam Yesus

“Saya berhak untuk bahagia,” kata seorang remaja saat berbicara di hadapan dewan legislatif. Perkataan itu bisa diucapkan oleh siapa saja, di mana saja, karena itulah jeritan hati manusia. Seorang pengajar ilmu pengembangan diri bahkan berkata, “Tuhan mau kamu bahagia.”