Month: Juni 2013

Urusan Yang Belum Selesai

Pada usia 99 tahun, Leo Plass menerima gelar diplomanya dari Universitas Eastern Oregon. Ia pernah menunda studi keguruan-nya pada dekade 1930-an ketika ia meninggalkan kampusnya untuk mencari nafkah di industri perkayuan. Tujuh puluh sembilan tahun kemudian, ia pun menye-lesaikan tiga SKS yang diperlukannya untuk lulus dan menuntaskan urusan penting yang belum selesai ini.

Menikmati Setiap Suap

Istri saya, Martie, sering memberi tahu saya, “Joe, kamu makan terlalu cepat! Cerna perlahan-lahan dan nikmati makananmu.” Saya biasanya selesai makan jauh lebih cepat daripada Martie, karena ia menikmati setiap suapannya perlahan-lahan.

Surat Dari 
C. S. Lewis

Pada September 1961, Harvey Karlsen, seorang siswa sekolah menengah atas di Brooklyn, New York, menulis surat kepada 
C. S. Lewis di Inggris. Harvey telah membaca buku Lewis yang berjudul The Screwtape Letters (Surat-Surat Screwtape) dan bertanya kepada sang penulis, “Ketika Anda menulis buku ini, apakah Iblis memberi Anda 
masalah, dan jika ya, apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya?”

Ketaatan Adalah Ibadah

Sepanjang perjalanan bersama tim paduan suara dari sebuah sekolah menengah Kristen, saya senang melihat para siswa ini memuliakan Tuhan dalam ibadah demi ibadah di setiap gereja yang kami kunjungi. Saya lebih senang lagi menyaksikan yang terjadi di luar gereja. Suatu waktu mereka bertemu dengan seorang wanita yang tidak mem-punyai cukup uang untuk membeli bensin. Pada saat itu juga mereka merasa digerak-
kan Tuhan untuk mengumpulkan uang bagi wanita ini. Uang yang mereka kumpulkan 
pun cukup untuk beberapa kali mengisi 
tangki bensinnya sampai penuh.

Dari Mana Asal Saya?

Teman saya Tobias, seorang bocah berusia tujuh tahun keturunan Afrika-Amerika, mengajukan sebuah pertanyaan yang mengusik pikiran saya: “Karena Adam dan Hawa berkulit putih, dari mana asalnya orang berkulit hitam?” Saya berkata bahwa kita tidak tahu apa “warna” kulit Adam dan Hawa dan bertanya mengapa menurutnya mereka berkulit putih. Ia menjawab bahwa itulah yang selalu dilihatnya dalam buku-buku cerita Alkitab di gereja dan di perpustakaan. Saya pun terenyuh dan bertanya-tanya, mungkinkah hal itu yang membuatnya berpikir bahwa derajatnya lebih rendah atau bahkan merasa bukan bagian dari ciptaan Tuhan.

Menjaga Hati

Selama bertahun-tahun saya mengajar kelas Pemahaman Alkitab (PA) untuk orang dewasa di sebuah gereja lokal dan selalu berupaya keras untuk memahami Kitab Suci dengan baik agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan para peserta. Belakangan, sewaktu mengikuti kuliah semester pertama di seminari pada saat saya berusia 40 tahun, saya sadar pernah memberikan jawaban yang salah atas pertanyaan seorang wanita yang meng-hadiri kelas PA saya. Saya yakin bahwa jawaban saya pastilah menyusahkan hatinya sepanjang dua tahun sejak saya terakhir bertemu dengannya. Saya berusaha memper-baiki kesalahan saya demi kebaikannya.

Memimpin 
Di Depan

Buku Band of Brothers (Ikatan Persaudaraan) karya Stephen Ambrose mengisahkan perjalanan Easy Company, sebuah unit Angkatan Darat Amerika Serikat, sejak pelatihan mereka di Georgia hingga invasi D-Day di Normandia (6 Juni 1944) sampai berakhirnya Perang Dunia Kedua di Eropa. Dalam sebagian besar waktunya, Easy Company dipimpin oleh Richard Winters. Ia dikenal sebagai seorang perwira yang luar biasa baik karena ia memimpin di muka. Kata-kata yang paling sering terdengar dari Richard Winters dalam pertempuran adalah, “Ikuti saya!” Para perwira yang lain mungkin mencari selamat dengan tinggal di garis belakang, tetapi saat pasukannya akan bertempur, Richard Winters sendiri yang memimpin mereka.

Tak Cukup Sekadar Informasi

Bagaimana tingkah laku dapat diubah? Dalam bukunya The Social Animal (Makhluk Sosial), David Brooks menulis bahwa menurut para ahli, orang hanya perlu diajarkan mengenai risiko jangka panjang dari perilaku yang buruk. Sebagai contoh, ia menulis: “Merokok dapat menyebabkan kanker. Perzinahan menghancurkan keluarga, dan berbohong menghancurkan kepercayaan. Asumsinya, sekali Anda mengingatkan orang betapa bodohnya perilaku mereka, mereka akan termotivasi untuk menghentikannya. Rasio dan kehendak memang penting dalam mengambil keputusan moral dan menerapkan pengendalian diri. Namun kedua pola karakter ini terbukti tidak terlalu efektif.” Dengan kata lain, pengetahuan saja tidak cukup kuat untuk mengubah suatu perilaku.

Maju Terus

Dalam sebuah seminar bagi kaum pria Kristen, saya berbincang-bincang dengan Clyde, seorang teman lama yang telah membina dan menolong saya selama bertahun-tahun. Ia hadir di sana bersama dua pemuda dari China, yang baru saja menjadi orang percaya. Kedua pemuda ini sangat berterima kasih atas persahabatan dan dukungan rohani yang diberikan Clyde selama ini. Dengan antusiasme yang meluap-luap, teman saya yang berusia hampir 80 tahun itu berkata, “Sekarang ini, saya merasa semakin berapi-api untuk mengenal dan mengasihi Kristus.”