Month: Maret 2014

Akan Datang Segera!

Pengumuman yang mencantumkan kata-kata “AKAN DATANG SEGERA!” sering mendahului peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dalam bidang hiburan dan olahraga, atau menjelang peluncuran suatu perangkat teknologi terbaru. Tujuan dari pengumuman itu adalah agar orang menanti-nantikan hal yang akan terjadi dengan penuh semangat, sekalipun mungkin berbulan-bulan kemudian hal itu baru menjadi kenyataan.

Masih Giat Bekerja

Vivian dan Don kini sama-sama berusia 90-an tahun dan mereka telah menikah selama lebih dari 70 tahun. Baru-baru ini kesehatan Vivian memburuk ketika ia jatuh dan tulang panggulnya patah. Keadaan itu semakin menyulitkan mereka, karena selama beberapa tahun belakangan, Don dan Vivian merasa sedih saat menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak lagi cukup kuat untuk tetap aktif dalam beragam kegiatan dan pelayanan di gereja mereka.

Kasih Yang Salah Sasaran

Martin Lindstrom, seorang penulis dan pembicara, beranggapan bahwa telepon seluler (ponsel) tampaknya telah menjadi seperti sahabat baik bagi para pemiliknya. Lindstrom menjelaskan pernyataannya itu lewat penelitian yang diterapkannya dengan menggunakan teknik MRI (Pencitraan Resonansi Magnetik). Ketika subjek penelitian melihat atau mendengar ponselnya berdering, otak mereka memancarkan sel-sel saraf di area yang berkaitan dengan rasa cinta dan belas kasih. Lindstrom berkata, “Seolah-olah mereka sedang berada bersama seorang kekasih atau anggota keluarga mereka.”

Surga Bersukacita!

Joann dibesarkan dalam suatu keluarga Kristen. Namun ketika kuliah, ia mulai mempertanyakan keyakinannya dan akhirnya menjauh dari Allah. Setelah lulus kuliah, ia bepergian ke sejumlah negara dengan niat untuk mencari kebahagiaan, tetapi ternyata kepuasan tidak juga ia temukan. Lewat kesulitan demi kesulitan yang dialaminya, ia menyadari bahwa Allah sedang mengejar dirinya dan ia memang membutuhkan Allah.

Bau Yang Harum

Ada sejumlah aroma yang tidak akan bisa dilupakan. Baru-baru ini, suami saya mengatakan bahwa ia hampir kehabisan krim cukur. “Aku bisa membelikannya untukmu,” saya menawarkan diri. “Bisakah kau membelikan merek ini?” tanyanya sambil memperlihatkan kaleng krim cukurnya. “Aku suka aromanya—merek ini yang selalu dipakai ayahku.” Saya tersenyum, teringat suatu waktu ketika pikiran saya sejenak kembali ke masa kecil pada saat menghirup aroma sampo yang sering dipakai ibu untuk mencuci rambut saya. Bagi saya dan Tom, aroma wangi itu membawa gejolak emosional dan kenangan manis tentang orang-orang terkasih yang telah tiada.

Memandang Dari Awan-Awan

Pada tahun 1927, film bisu Wings (Sayap), yang mengisahkan dua penerbang asal Amerika dalam Perang Dunia I, memenangi Academy Award yang pertama dalam kategori Film Terbaik. Proses pembuatan film itu sempat terhenti beberapa hari. Para produser yang frustrasi menanyakan alasan penghentian itu kepada sang sutradara. Jawabnya: “Yang kita lihat sekarang hanyalah hamparan langit biru. Perang di udara tidak akan terlihat jelas tanpa adanya awan. Awan akan memberikan sudut pandang yang jelas.” Sang sutradara benar. Ketika adegan pertempuran udara itu dilatarbelakangi oleh awan-awan, barulah penonton bisa menyaksikan apa yang sesungguhnya terjadi.

Makanan Bagi Jiwa

Saya menyukai makanan! Saya suka melihat makanan yang disajikan dengan menarik, dan saya suka mencicipi rasanya. Jika saya diberi kebebasan, bisa jadi saya akan makan terus-terusan—sayangnya, hal itu akan membuat lingkar pinggang saya semakin melebar! Jadi, untunglah istri saya, Martie, tahu betul kapan harus mengingatkan saya dengan penuh kasih untuk menyantap makanan sehat dalam kadar yang tepat.

Jabatan Pekerjaan

Ketika British Broadcasting Corporation meminta contoh-contoh dari jabatan pekerjaan yang terdengar penting, tetapi asing, bahkan aneh di telinga, seseorang menyebut-kan nama jabatan yang disandangnya: Teknisi Benda Keramik di Bawah Air. Sebenarnya pekerjaan yang dilakukannya adalah menjadi seorang tukang cuci piring di sebuah rumah makan. Terkadang jabatan diberikan dalam suatu pekerjaan untuk membuat pekerjaan itu terdengar lebih penting daripada kenyataan yang sebenarnya.

Dipikat Pencobaan

Salah satu lagu himne favorit saya adalah Come, Thou Fount of Every Blessing (Datanglah, Ya Sumber Rahmat), yang ditulis tahun 1757 oleh Robert Robinson ketika masih berusia 22 tahun. Dalam lirik himne tersebut, ada satu baris yang selalu menyita perhatian saya dan mendesak saya untuk melakukan evaluasi diri. Baris itu berbunyi, “‘Ku dipikat pencobaan, meninggalkan kasih-Mu.” Terkadang saya merasa demikian juga. Terlampau sering saya mendapati diri terpikat dan menyimpang, padahal hati dan pikiran saya seharusnya terpusat kepada Sang Juruselamat yang mengasihi dan telah memberikan nyawa-Nya untuk saya. Tentu bukan hanya saya dan Robert Robinson yang merasakan hal seperti itu.